Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Kebagian Lapak di "Skybridge", PKL Duduki Trotoar Tanah Abang

Kompas.com - 07/01/2019, 18:18 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi Tanah Abang terlihat tetap semrawut, meskipun Pemprov DKI Jakarta telah membangun jembatan penyeberangan multiguna (JPM) atau skybridge Tanah Abang.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pada Senin (7/1/2019), pedagang kembali mengokupasi trotoar Jalan Jatibaru Bengkel, tepatnya samping Stasiun Tanah Abang.

Para pedagang itu terlihat membuka lapaknya di trotoar sekaligus menjajakan dagangannya.

Baca juga: Skybridge Tanah Abang Diresmikan Setelah Masa Uji Coba

Berbagai barang yang dijual seperti boneka, aksesoris wanita, aksesoris ponsel, pakaian, dan jas hujan.

Barang-barang itu dijual mulai harga Rp 15.000 hingga Rp 100.000.

Pedagang makanan seperti siomay dan bakso juga menjajakan makanannya tepat di bawah akses menuju skybridge. Kepadatan pedagang ini membuat para pejalan kaki harus berdesakan dan bergantian saat melintas.

Baca juga: Kaleidoskop 2018: Seluk-beluk Penataaan Kawasan Tanah Abang

Menurut salah satu pedagang boneka bernama Romlah, para pedagang itu adalah pedagang yang dulunya berjualan di Jalan Jatibaru Raya.

Kendati demikian, pedagang itu tak mendapat kios untuk berjualan di skybridge.

Oleh karena itu, mereka sepakat berjualan kembali di samping Stasiun Tanah Abang.

"Dulu, kan, saya di situ (sembari menunjuk Jalan Jatibaru Raya). Terus dipindah ke atas (skybridge) kan, tetapi saya enggak dapat. Kalau jualan di samping skybridge itu sering diusir. Kalau jualan di sini (trotoar samping stasiun) masih aman," kata Romlah kepada Kompas.com.

Baca juga: Toilet dan Petugas Keamanan Skybridge Tanah Abang Akan Ditambah

Kondisi Tanah Abang tetap semrawut walaupun pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta telah membangun jembatan penyeberangan multiguna (JPM) atau skybridge Tanah Abang. Pengamatan Kompas.com pada Senin (7/1/2019), pedagang kembali mengokupaso trotoar di Jalan Jatibaru Bengkel tepatnya samping Stasiun Tanah Abang.KOMPAS.COM/ RINDI NURIS VELAROSDELA Kondisi Tanah Abang tetap semrawut walaupun pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta telah membangun jembatan penyeberangan multiguna (JPM) atau skybridge Tanah Abang. Pengamatan Kompas.com pada Senin (7/1/2019), pedagang kembali mengokupaso trotoar di Jalan Jatibaru Bengkel tepatnya samping Stasiun Tanah Abang.
Romlah pun mengaku tak punya alternatif tempat lain untuk berjualan. Sementara itu, dirinya harus memenuhi kebutuhan hidup untuk dirinya dan kedua anaknya.

"Yah kalau enggak jualan di sini, saya mau jualan dimana lagi dong, sedangkan anak saya masih sekolah, yang pertama masih kelas 1 SD, yang kedua masih empat tahun. Kan saya harus tetap kerja," ujarnya.

Pemandangan serupa juga tampak di pintu masuk Stasiun Tanah Abang.

Baca juga: Kasus Suap Bupati Purbalingga, KPK Tak Akan Panggil Ganjar Pranowo

Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) tampak berjualan makanan dan minuman di sepanjang badan Jalan Jatibaru Bengkel.

Kondisi itu membuat para pengendara motor harus mengurangi kecepatan saat melintas di jalan tersebut.

Mereka harus melintas bergantian dengan para pejalan kaki yang menyeberang menuju stasiun dan para PKL yang berjualan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com