Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Jukir Kelapa Gading soal Aplikasi Parkir...

Kompas.com - 17/01/2019, 13:21 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Sejumlah juru parkir (jukir) mengadu ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Selasa (15/1/2019), soal turunnya pendapatan mereka.

Para jukir yang beroperasi di Kelapa Gading itu menjelaskan, turunnya pendapatan mereka disebabkan penerapan aplikasi parkir.

Kamis (17/1/2019) pagi, Kompas.com menemui sejumlah jukir yang beroperasi di sepanjang Jalan Boulevard Raya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Said (28 tahun), mengakui dirinya ikut mendatangi Balai Kota pada Selasa kemarin. Ia mempersoalkan besaran bagian penghasilan yang menurutnya tidak adil.

"Dulu itu dijanjikannya 40-60, 60 persen untuk tukang parkir, 40 persen untuk UPT. Tapi kenyataannya pas dikasih malah kebalik," kata Said.

Baca juga: Penghasilan Turun, Juru Parkir Mengeluh ke Anies

Ia menyebut, angka tersebut berbeda dengan lahan parkir lain yang juga menerapkan sistem aplikasi parkir. Menurutnya, titik-titik lain tetap memberikan 60 persen uang parkir kepada para jukir.

Ia melanjutkan, sistem aplikasi juga menuntut jukir mendapat Rp 5.000 untuk satu mobil dan Rp 2.000 untuk satu sepeda motor yang parkir.

Padahal, banyak pengguna parkir yang enggan membayar uang sebesar itu lantaran merasa tidak begitu lama memarkirkan kendaraan mereka.

"Kadang orang cuma sebentar saja masa mau ditarikin Rp 5.000? Makanya sering ada yang complain adu mulut. Karena saya sudah setor duluan masa dia enggak bayar," ujar Said.

Baca juga: Aplikasi Jukir Akan Digunakan untuk Tertibkan Parkir Liar di Lapangan Banteng

Konflik antara pengendara dan jukir juga pernah dialami oleh Nova, (24), jukir lainnya. Ia menyebut, tak semua pengendara membolehkan pelat nomor kendaraannya dipotret oleh jukir sebagai bukti adanya kendaraan yang terparkir.

Ia melanjutkan, pemotretan pelat nomor kendaraan juga membuat sulit jukir ketika banyak kendaraan yang terparkir.

"Misalnya kita lagi potret terus ada kendaraan keluar harus lari lagi. Lebih simpel pakai karcis kayak dulu aja sih," ujar Nova.

Kendati demikian, ia merasa aplikasi parkir tidak begitu berpengaruh ke penghasilannya sehari-hari.

"Enaknya sih enggak terlalu bikin ribet sih. Kalau masalah untung enggak untung ya sama-sama untung lah," kata Nova.

Pengakuan para jukir, aplikasi parkir baru diterapkan di sejumlah titik di sepanjang Jalan Boulevard Raya mulai dari Bundaran La Piazza hingga persimpangan Jalan Kelapa Hybrida.

Baca juga: Berkat PNS DKI, Pendapatan Juru Parkir Sekitar Balai Kota Melejit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Megapolitan
DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Megapolitan
Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Megapolitan
Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Megapolitan
Saat Bintang Empat Prabowo Pemberian Jokowi Digugat, Dinilai Langgar UU dan Sarat Konflik Kepentingan

Saat Bintang Empat Prabowo Pemberian Jokowi Digugat, Dinilai Langgar UU dan Sarat Konflik Kepentingan

Megapolitan
Tabrakan Beruntun di Jalan Yos Sudarso, Pengendara Mobil dan Motor Luka-luka

Tabrakan Beruntun di Jalan Yos Sudarso, Pengendara Mobil dan Motor Luka-luka

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, 20 Warga Kota Bekasi Meninggal karena DBD

Dalam 5 Bulan, 20 Warga Kota Bekasi Meninggal karena DBD

Megapolitan
Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Petugas Tertibkan Stiker Kampanye Bakal Calon Wali Kota Bogor yang Tertempel di Angkot

Megapolitan
APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

APK Kandidat Cawalkot Bogor Dicopot karena Belum Masa Kampanye, Termasuk Milik Petahana

Megapolitan
Polisi Buru 2 Pelaku Penyalahgunaan Narkoba yang Kabur Saat Digeruduk Warga di Koja

Polisi Buru 2 Pelaku Penyalahgunaan Narkoba yang Kabur Saat Digeruduk Warga di Koja

Megapolitan
Hari Ini, Sidang Perdana Panca Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Digelar di PN Jaksel

Hari Ini, Sidang Perdana Panca Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Digelar di PN Jaksel

Megapolitan
Tak Terima Lingkungannya Jadi Tempat Jual Beli Narkoba, 3 Warga Koja Geruduk Kontrakan Pengedar Sabu

Tak Terima Lingkungannya Jadi Tempat Jual Beli Narkoba, 3 Warga Koja Geruduk Kontrakan Pengedar Sabu

Megapolitan
Warga Bantu Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak yang Dianggap Meresahkan

Warga Bantu Polisi Tangkap Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak yang Dianggap Meresahkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com