Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekasi Darurat Sampah

Kompas.com - 24/01/2019, 08:51 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com — Permasalahan sampah yang memenuhi sejumlah kali atau sungai dalam satu bulan terakhir menjadi masalah baru bagi Pemerintah Kota maupun Kabupaten Bekasi yang memerlukan solusi cepat.

Sebab, sejumlah efek buruk imbas dari kali yang dipenuhi sampah sangat dirasakan warga sekitar kali.

Seperti warna air tanah yang menjadi keruh dan mengeluarkan bau sehingga sulit digunakan untuk mandi atau cuci pakaian.

Lalu dampak banjir ketika hujan turun dengan air genangan yang berwarna hitam dan juga mengeluarkan bau sehingga mengancam kesehatan warga sekitar kali.

Baca juga: Ini Penyebab Sampah Muncul Lagi di Kali Pisang Batu Bekasi

Dalam satu bulan saja, sudah ditemukan tiga kali yang dipenuhi sampah di wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi.

Tiga kali itu yakni Kali Pisang Batu, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, lalu Kali Blancong, Medan Satria, Kota Bekasi, dan Kali Jatimulya di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Kali Pisang Batu

Kali yang mengalir melintasi tiga desa dan berbatasan dengan wilayah Kota Bekasi, yakni Desa Setia Asih, Desa Setia Mulya, dan Desa Pahlawan Setia secara mengejutkan dipenuhi lautan sampah sepanjang 1,5 kilometer.

Sampah rumah tangga seperti plastik, kemasan makanan, botol, dan lainnya sangat mendominasi tumpukan sampah di kali tersebut.

Tampak juga kasur dan batang kayu besar sehingga menghambat aliran air kali.

Warna air kali juga terlihat hitam pekat serta mengeluarkan bau tak sedap.

Lautan sampah di kali tersebut berdampak buruk bagi warga sekitar kali. Seperti air tanah untuk mandi atau mencuci pakaian yang menjadi keruh dan bau.

Kabid Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus Supriyanto mengatakan, sebagian besar sampah di Kali Pisang Batu berasal dari aliran kali wilayah Kota Bekasi.

Baca juga: Sempat Bersih, Kali Pisang Batu Bekasi Kembali Dipenuhi Sampah

Sebab, sampah yang sangat banyak tak sebanding dengan warga sekitar kali.

Ketika hujan deras mengguyur, sampah teraliri terbawa arus hingga tiba di Kali Pisang Batu.

"Sebagian besar dari kota dan itu harus ditangani dari hulunya," kata Dodi, Selasa (8/1/2019).

Kini sampah sudah tak terlihat di kali tersebut usai diangkut selama sebulan oleh dua alat berat dan sejumlah truk sampah.

Sebanyak lebih dari 2.000 ton sampah terangkut. Namun, air kali tetap saja berwarna hitam pekat dan bau.

Kali Blancong

Kali ini bisa dikatakan sebagai hulu dari Kali Pisang Batu. Kali ini berada di Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.

Pada kali ini juga ditemukan tumpukan sampah yang didominasi sampah rumah tangga hingga sepanjang sekitar 300 meter.

Sampah ini yang mengalir terbawa arus hingga ke Kali Pisang Batu ketika hujan deras turun.

Lurah Pejuang Isnaini mengatakan, sampah yang begitu banyak di kali tersebut berasal dari aliran kali lainnya.

Baca juga: Kabupaten Bekasi Kekurang Truk Sampah, Sampah-sampah Tak Terangkut

Sebab, tumpukan sampah tersebut tidak sebanding dengan jumlah warganya yang tinggal di bantaran kali.

"Warga sini saya jamin enggak ada yang buang sampah ke kali karena kami sudah jangkau semua perumahan setiap beberapa hari sampah-sampah kami angkut," ujar Isnaini, Kamis (10/1/2019).

Kini tumpukan sampah di kali tersebut sudah diangkut oleh petugas dari Pemkot Bekasi dengan satu alat berat dan sejumlah truk sampah dalam waktu satu minggu.

Kali Jatimulya

Kali selebar sekitar 3 meter ini nampak dipenuhi sampah rumah tangga sepanjang sekitar 50 meter.

Ahmad, warga sekitar kali, mengatakan, tumpukan sampah itu berasal dari aliran kali di wilayah Kota Bekasi.

Akibatnya, tumpukan sampah tersebut menghambat aliran kali hingga kerap menimbulkan banjir saat hujan deras.

"Itu sampah dari Narogong, Rawalumbu, wilayah Kota Bekasi, Mas. Itu numpuk, jadi kalau hujan deras turun nih itu airnya luber ke jalan kami kena dampaknya. Banjir bisa sebetis itu," kata Ahmad saat ditemui di lokasi, Rabu (23/1/2019).

Akibat sampah tersebut, warga sekitar membuat semacam bendungan di tengah kali yang terbuat dari kayu untuk menghambat sampah agar tidak mengalir ke aliran Sungai Kalimalang.

Dengan terhambatnya sampah mengalir, petugas kebersihan juga mudah untuk mengangkut sampah tersebut.

Namun, karena sampah yang terhambat dan menyumbat aliran air kali, hal itu membuat area tersebut kerap banjir saat hujan turun. Sebab, petugas kebersihan tidak bisa rutin mengangkut sampah di kali.

Baca juga: Jaring Sampah di Kali Perbatasan Kota dan Kabupaten Bekasi Jebol

Selain kerap banjir, jalan di sekitar kali juga terlihat rusak berlubang karena sering tergenang banjir akibat air kali yang meluap ketika hujan mengguyur wilayah tersebut.

Solusi

Kasus menumpuknya sampah di kali wilayah Kabupaten Bekasi membuat Kota Bekasi juga terlibat dalam permasalahan itu.

Sebab, aliran kali di Kabupaten Bekasi juga berasal dari aliran kali wilayah Kota Bekasi.

Pemkot serta Pemkab Bekasi pun sudah berdiskusi pada Jumat (11/1/2019) membicarakan solusi permasalahan sampah.

Dari hasil pertemuan itu, keduanya sepakat untuk memasang jaring sampah di tiap kali perbatasan wilayah.

Camat Tarumajaya Sigit Andrian mengatakan, pemasangan jaring sampah pada kali di tiap perbatasan berguna untuk menghalau sampah, sehingga bisa diketahui sumber sampah berasal.

"Tadi sudah sepakat, di perbatasan wilayah kami akan buatkan jaring sampah, biar ketahuan ini sampah asalnya dari mana. Kami tidak bendung airnya, hanya bendung sampah," kata Sigit di Kantor Desa Setia Asih, Jumat.

Sigit menambahkan, tiap wilayah baik Kota maupun Kabupaten Bekasi akan memasang jaring sampah di kali. Sampah yang terjaring akan diangkut oleh petugas wilayah setempat.

Baca juga: Kondisi Kali Pisang Batu Bekasi Kini Setelah Sampah Dikeruk

Sementara itu, Isnaini menyatakan, pihaknya segera memasang jaring sampah di tiap kali, teruatama Kali Blancong dan Kali Kapuk yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Bekasi.

Sementara itu, Dodi Agus menjelaskan, pihaknya menugaskan satu petugas kebersihan di tiap desa untuk mengangkut sampah.

Hal itu dilakukan agar tidak ada lagi warga yang buang sampah sembarangan khususnya ke kali.

Dengan sejumlah langkah tersebut, diharapkan tak ada lagi sampah rumah tangga yang mengalir di kali tiap wilayah.

Tiap pemerintah, baik Pemkot maupun Pemkab Bekasi, terus mengimbau kepada warganya agar tidak membuang sampah ke kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com