Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejalan Kaki Dilarang Lintasi Jalan Jatibaru, Warga Pro dan Kontra

Kompas.com - 08/02/2019, 14:45 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Aturan yang melarang pejalan kaki melintas di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menuai tanggapan pro dan kontra dari para pejalan kaki.

Seorang warga bernama Andhika Setiawan (35) menyambut positif aturan tersebut. Menurut Andhika, aturan itu dibuat untuk mengapresiasi pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) atau skybridge.

"Kasihan pemerintah sudah buat JPM ini, masa pejalan kaki harus lewat bawah lagi. Waktu tempuhnya, kan, sama aja, cuma tinggal naik aja. Angkot-angkot juga enggak perlu menurunkan penumpang di tengah jalan, tinggal turunin di tangga JPM," kata Andhika, Jumat (8/2/2019).

Baca juga: Jalan Jatibaru Raya Tanah Abang yang Tak Lagi untuk Pejalan Kaki...

Ia mengatakan, aturan itu membuat para pejalan kaki berkontribusi dalam mengurangi kesemrawutan di Tanah Abang.

"Kalau turun dan jalan di bawah JPM, kan, bahaya juga, nanti ditabrak sama kendaraan bermotor. Mobil dan bus transjakarta juga enggak bisa bebas melintas kalau setiap saat pejalan kaki lewat. Sejauh ini sih setuju aja, enggak ada perbedaan signifikan kok," ujar Andhika.

Ditemui di lokasi yang sama, Firda (27) juga menyetujui aturan yang melarang pejalan kaki melintas di Jalan Jatibaru Raya. Menurut dia, keberadaan pejalan kaki menyebabkan keadaan Jalan Jatibaru semakin semrawut. Pejalan kaki dapat mengundang para pedagang kaki lima (PKL) berjualan kembali di Jalan Jatibaru Raya.

"Kalau pejalan kaki diizinkan lewat bawah (Jalan Jatibaru Raya), pedagang bakal datang lagi. Menurut saya sih, yang bikin pedagang jualan lagi karena banyak pejalan kaki yang membeli dagangan mereka," ujar Firda.

"Berbeda dengan kalau pejalan kaki disuruh lewat JPM. Pedagang bakal merasa kok enggak ada yang beli ya, jadinya mereka enggak akan jualan di bawah JPM lagi," katanya.

Firda juga mengungkapkan, aturan itu membuat arus lalu lintas di Jalan Jatibaru semakin tertata. Para sopir angkot tidak sembarangan menurunkan dan menaikkan penumpang.

"Saya liatnya seneng aja gitu, jadi rapi. Bus transjakarta melintas juga cepat, enggak tersendat-sendat karena ada pejalan kaki yang lewat," kata Firda.

Baca juga: Dilarang Melintasi Jalan Jatibaru Raya, Pejalan Kaki Dipaksa Lewat Skybridge

Sementara Mustofa (50) menanggapi negatif pemberlakuan aturan itu. Menurut dia, waktu tempuh menuju Stasiun Tanah Abang semakin lama.

"Biasanya, kan, tinggal nyeberang aja kalau dari arah kolong flyover (Tanah Abang). Sekarang harus naik dulu. Capek sih enggak masalah ya, tapi jadi lebih lama aja," kata Mustofa.

"Sebaiknya, ya, diizinkanlah waktu tertentu misalnya siang hari gitu pas jam sibuk. Kita kadang buru-buru harus cepat ke stasiun, tapi harus naik ke JPM dulu," ujarnya.

Aturan yang melarang pejalan kaki melintas di Jalan Jatibaru Raya diterapkan mulai 7 Februari. Aturan itu dibuat untuk memperlancar laju kendaraan bermotor yang melintas.

"Jalan itu (Jalan Jatibaru Raya) khusus kendaraan saja, seperti bus transjakarta dan Jak Lingko. Enggak boleh lagi ada pejalan kaki yang lewat di sana supaya arus lalu lintas lancar," kata Irwandi, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com