Setelah sumber data dan klarifikasi dari tim ahli dinyatakan lengkap, perwakilan media akan mengirimkan data itu ke masing-masing newsroom untuk diolah kembali dan diangkat dalam sebuah berita.
Perwakilan media pun harus mengirimkan alamat situs berita yang telah tayang kepada tim editor cek fakta untuk ditayangkan kembali di laman cekfakta.com.
Google News Lab Leads untuk Kawasan Asia-Pasifik Irene Jay Liu mengatakan, kegiatan cek fakta secara langsung baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia.
Menurut Irene, kegiatan cek fakta pernah dilakukan saat penyelenggaran Pemilu presiden di Amerika Serikat pada 2016 lalu.
"Saya kira ini sejarah. Memang pernah ada kegiatan cek fakta saat Pemilu di Amerika Serikat, tapi mereka tidak melakukannya bersama. Mereka melakukannya di kantor media masing-masing," kata Irene, Minggu.
Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho mengatakan, ide kolaborasi cek fakta merupakan inisiatif dari beberapa media massa seperti Kompas.com, Tempo, Tirto, dan juga dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).
Baca juga: CEK FAKTA: Tambang Milik PT Bukit Asam Sudah Dihutankan Kembali
Menurut dia, menghilangkan hoaks akan lebih mudah jika dilakukan secara kolektif.
"Karena tidak bisa kita sendiri-sendiri melakukan ini. Toh ini juga kepentingan bersama," kata Wisnu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.