JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Etty Riani menyampaikan, ikan dan kerang di Teluk Jakarta berbahaya untuk dikonsumsi. Pasalnya, banyak senyawa beracun dan berbahaya di Teluk Jakarta yang dapat merusak kerang dan ikan.
Orang yang mengonsumsi ikan dan kerang dari Teluk Jakarta akan rentan terjangkit penyakit.
"Orang yang mengonsumsi ikan dari Teluk Jakarta rentan terhadap kanker dan penyakit degeneratif, seperti gagal ginjal," kata Etty seperti dikutip The Jakarta Post.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Darjamuni membenarkan pernyataan Etty. Bahkan, Dinas KPKP sudah merilis bahayanya kerang hijau dari Teluk Jakarta sejak 2006.
Baca juga: Kerang Hijau dari Teluk Jakarta Beracun, Tak Layak Dikonsumsi
"Kalau kerang hijau bukan baru diteliti, 2006 juga sudah saya ekspose bahwa itu tidak layak konsumsi," ujar Darjamuni, Senin (25/2/2019) kemarin.
Berbeda dengan kerang hijau, Darjamuni masih mempertanyakan seberapa bahaya ikan dari Teluk Jakarta. Sebab, ikan biasanya hidup lebih dinamis dengan berpindah dari satu perairan ke perairan yang lain. Darjamuni akan meminta data penelitian soal ikan di Teluk Jakarta itu kepada Etty.
Logam dan zat pewarna non-pangan
Darjamuni menyampaikan, kerang hijau mengandung logam berat. Alasannya, kerang hijau merupakan biota laut yang diam dan menyaring segala zat di sekitarnya.
"Kerang itu kan diam, enggak bisa berenang, enggak bisa kabur. Jadi, kerang ngisap aja makanan, itu yang membuatnya terakumulasi logam yang begitu tinggi," kata dia.
Selain logam, banyak kerang hijau dari Teluk Jakarta yang diolah dan diberi zat pewarna non-makanan. Zat pewarna memperparah bahaya kerang hijau itu.
"Selain udah memang logam beratnya tinggi, juga kadang-kadang diwarnai dengan warna yang tidak untuk dimakan," ujar Darjamuni.
Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Utara Rita Nirmala mengatakan, beberapa zat berbahaya yang terkandung dalam kerang hijau di Teluk Jakarta antara lain timbal dan air raksa.
Hal itu disebabkan karakteristik kerang hijau yang hidup di dasar laut dan selalu menerima atau menyaring zat di sekitarnya.
"Menyaring apa pun yang dia lewati untuk masuk ke dalam tubuhnya. Jadi, terakumulasi itu logam berat. Namanya logam berat kan pasti ke bawah. Jadi itu terakumulasi ke daging kerangnya itu," kata Rita.
Sulit cegah penjualan kerang hijau
Dinas KPKP DKI Jakarta kesulitan mencegah penjualan kerang hijau dari Teluk Jakarta, meskipun itu berbahaya.
Menurut Darjamuni, Dinas KPKP sudah merencanakan sejumlah cara untuk melarang penjualan kerang hijau dari Teluk Jakarta.
Dinas KPKP pernah merencanakan relokasi nelayan kerang hijau di Teluk Jakarta ke Panimbang, Pandeglang, Banten. Perairan di Panimbang dinilai lebih bersih untuk budi daya kerang hijau.
Baca juga: Pemprov DKI Kesulitan Cegah Penjualan Kerang Hijau dari Teluk Jakarta
Dinas KPKP bahkan menjanjikan akan membeli semua kerang hijau hasil budi daya nelayan di Panimbang.
Namun, nelayan Teluk Jakarta memiliki banyak permintaan yang tidak bisa dipenuhi Pemprov DKI, seperti meminta dibuatkan rumah. Rencana relokasi pun akhirnya batal.
Dinas KPKP sudah bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan untuk mengalihkan pekerjaan nelayan kerang hijau Teluk Jakarta.
Banyak nelayan kerang hijau yang sudah beralih pekerjaan. Namun, alih pekerjaan juga tidak menghentikan budi daya dan penjualan kerang hijau Teluk Jakarta.
Banyak generasi berikutnya yang kembali membudidayakan kerang hijau di Teluk Jakarta karena tak perlu modal dan nilai penjualannya tinggi.
"Kita agak sulit karena kerang hijau masih mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi sehingga waktu itu harus relokasi, alih profesi, itu yang belum berhasil," ujar Darjamuni.
Rita Nirmala menyebutkan, pihaknya tak bisa menertibkan perdagangan kerang hijau asal Teluk Jakarta karena belum ada larangan penjualan kerang hijau dari Kementerian Kesehatan atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Kami enggak bisa kan langsung melarang mereka enggak jualan. Kecuali kalau memang ada pelarangan, dan yang menetapkan itu kan Kemenkes atau KLHK," kata Rita.
Jual kerang hijau hingga ke Sukabumi
Menurut Darjamuni, kerang hijau dari Teluk Jakarta dijual hingga ke Sukabumi, Jawa Barat.
Penjualan kerang hijau hingga ke luar Jakarta mulai marak setelah Dinas KPKP meminta warga Jakarta tidak membeli dan mengonsumsi kerang hijau dari Teluk Jakarta.
"Ke konsumen sudah kami umumkan melalui radio, TV, koran, tetapi tetap saja, sekarang sasaran luar Jakarta. Ada yang sampai ke Sukabumi dijualnya," kata dia.
Darjamuni mengimbau warga untuk tidak mengonsumsi kerang hijau dari Teluk Jakarta.
Dinas KPKP mulai menyosialisasikan imbauan agar warga tak mengonsumsi kerang hijau dari Teluk Jakarta lewat berbagai media setelah kesulitan mencegah budi daya dan penjualan kerang Teluk Jakarta.
"Kami tetap sosialisasi, jangan mengonsumsi kerang hijau Teluk Jakarta," kata Darjamuni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.