Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Dugaan Pungli, BPN DKI Imbau Warga Tak Urus Sertifikat Tanah Lewat Perantara

Kompas.com - 28/02/2019, 21:37 WIB
Nursita Sari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) DKI Jakarta Jaya mengimbau warga tidak mengurus sertifikat tanah dalam program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) melalui perantara.

Tujuannya untuk menghindari maraknya dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum.

"Masyarakat kita imbau, silakan daftar langsung ke kantor (BPN), enggak usah melalui perantara," ujar Jaya di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (28/2/2019).

Baca juga: BPN: Warga Jakarta Gratis Urus Sertifikat Tanah

Saat mendaftar program PTSL, kata Jaya, warga cukup membawa surat apa adanya yang mereka miliki soal kepemilikan tanahnya. Warga juga bisa memasang batas atau patok di tanahnya sendiri. Petugas BPN nantinya akan mengukur tanah milik warga tersebut.

Untuk memudahkan warga, BPN DKI berencana membuka 13 lokasi pendaftaran program PTSL selain di kantor BPN. 13 lokasi pendaftaran itu akan diumumkan lewat berbagai media.

"Di seluruh DKI akan dibuka 13 titik basecamp. Itu 24 jam kita buka karena kita tahu warga Jakarta pemilik tanah siang sibuk, jadi bisa saja malam," kata Jaya.

Jaya menegaskan, warga Jakarta tidak akan dipungut biaya apa pun dalam mengurus sertifikat tanah pada tahun ini.

Dia menyampaikan, sebenarnya ada biaya Rp 150.000 per bidang tanah yang dibebankan kepada warga untuk tanda batas patok, pemberkasan, dan materai.

Namun, biaya itu telah ditanggung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui hibah yang diberikan kepada BPN DKI Jakarta.

"Kalau ada pungutan-pungutan, itu ya oknum di luar (BPN), kecuali pajak ya. Kalau masyarakat menemukan itu, silakan laporan," ucap Jaya.

BPN DKI Jakarta, lanjut Jaya, telah menginvestigasi dugaan pungli sertifikat tanah di instansinya. Namun, tidak ada temuan apa pun dalam investigasi tersebut.

"Saya kira, maaf ya, itu (pungutan) di luar BPN, dan kita sudah investigasi. Jadi, itu tidak ada kalau di kami karena semuanya sudah dibiayai," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Naneh (60), warga RT 002 RW 005 Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengaku sudah mengeluarkan uang Rp 3 juta untuk mengurus sertifikat hak kepemilikan tanah.

Naneh mulanya diminta pihak kelurahan untuk menghubungi perwakilan RW 005 bernama Mastur yang akan membantu proses pengurusan sertifikat.

Saat bertemu Mastur, Naneh dimintai biaya Rp 3 juta untuk uang wara-wiri.

Seorang warga Kramat Sentiong, Jakarta Pusat, juga mengaku diharuskan membayar Rp 500.000 untuk mendapatkan sertifikat oleh oknum ketua RW di tempatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com