Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Malam Itu, Saat Fauzan Tiba-tiba Tak Bisa Berdiri...

Kompas.com - 21/03/2019, 07:46 WIB
Walda Marison,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

Perjuangan cari sekolah

Lanjut ke jenjang pendidikan SMP menjadi kesulitan baru bagi Winih. Tidak semua sekolah mau menerima kondisi fisik Fauzan.

Bahkan Winih sempat berniat menyekolahkan anaknya itu ke beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jakarta. Namun, pihak SLB menolak mentah-mentah keinginan Winih.

"Saya pernah mau daftarin ke SLB, malah ditolak dari SLB. Mereka bilang Fauzan itu normal, enggak pantas sekolah di sini," jelasnya.

Atas dasar itu, Winih bersikeras menyekolahkan anaknya ke SMP umum inklusif, sekolah umum yang menerima siswa berkebutuhan khusus.

Baca juga: Sandiaga: Kian Terlihat Keinginan Masyarakat Berpartisipasi dalam Perjuangan Prabowo-Sandi

Segala cara telah dia tempuh, bahkan sampai menelepon ke Dinas Pendidikan setempat.

"Sampai saya ke Dinas telepon mau tanya mana sih sekolah inklusif untuk kebutuhan khusus, karena anak saya normal cuma fisiknya saja yang enggak normal. Harusnya diterima ya di sekolah umum," terangnya.

Pihak Dinas pendidikan memberikan beberapa rekomendasi sekolah kepada Winih.

Seakan diberi secercah harapan, Winih pun mendatangi beberapa sekolah yang direkomendasikan itu. Namun, nyatanya semua tidak berjalan sesuai harapan.

"Setelah saya datangi, mereka bilang 'Oh enggak Bu, di sini belum bisa terima anak Ibu'. Tapi kan di Dinas sekolah yang saya datangi itu terdaftar sebagai sekolah Inklusif. Ternyata mereka belum menyelenggarakan (program sekolah inklusif)," kata dia.

Sampai akhirnya saat memasuki tahun ajaran baru, kerabat Winih memberi tahu keberadaan SMP 1 Terbuka Tangerang Selatan, tempat Fauzan sekolah sekarang.

"Katanya di sekolah itu mau terima. Saya lalu daftarkan Fauzan ke sana dan tetap ada tes-tes tertentu sampai akhirnya Fauzan bisa masuk sekolah itu," jelasnya.

Winih merasa beruntung bisa menyekolahkan Fauzan di SMP 1 Terbuka Tangerang Selatan.

Dia merasakan kebahagiaan yang dirasakan anaknya saat bersekolah di sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com