Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI Jelaskan Kronologi Aksi Siswa "Bully" Guru di Cilincing

Kompas.com - 28/03/2019, 10:24 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah siswa SMP Maha Prajna, Cilincing, Jakarta Utara terekam dalam sebuah video sedang melakukan bullying terhadap guru mereka di dalam kelas. Video itu beredar sejak pekan lalu dan viral di media sosial hingga hari ini, Kamis (28/3/2019).

Sebelas siswa terlihat menari, mengelilingi guru tersebut. Salah seorang siswa dari kejauhan merekam kejadian ini. Mereka telah diingatkan oleh guru tersebut, namun para siswa itu tak berhenti melakukan perbuatan kurang ajar itu.

Menanggapi aksi para siswa ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menelusuri ke sekolah tersebut. KPAI memastikan bahwa siswa-siswa itu tetap dipenuhi hak atas pendidikannya.

Diketahui, video itu dibuat pada Jumat (22/3/2019) sekitar pukul 09.30 WIB, persis saat pergantian jam pelajaran di sekolah setelah jeda istirahat.

KPAI kemudian memberikan penjelasan mengenai kronologi peristiwa saat itu.

"Saat itu, para siswa kelas 3 SMP telah selesai mengikuti jam pelajaran olahraga dan akan memulai jam pelajaran Pendidikan Lingkungan dan Kebudayaan Jakarta (PLKJ)," ujar Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/3/2019).

"Ketika para siswa berencana mengganti baju, dari kaos olahraga ke seragam sekolah. Secara kebetulan, mereka semua belum sempat selesai ganti pakaian, tapi ternyata guru jam berikutnya sudah masuk ke kelas," kata Retno.

Baca juga: Penjelasan Kepsek soal Siswa Bully Guru di SMP Maha Prajna Cilincing

Menurut Retno, saat itu situasi tidak kondusif. Guru tersebut berusaha menenangkan kelas, namun siswa-siswa itu malah berlaku tak sopan terhadap gurunya.

Beberapa siswa justru bergabung berjoget sambil mengelilingi guru dengan "menyawer" guru menggunakan lembaran uang.

Dalam kondisi itu, ada seorang siswi yang sedang duduk dan siap menerima pelajaran, kemudian merekam kejadian tersebut dengan ponselnya tanpa diketahui oleh teman kelas lain.

Kemudian, video berisi siswa sedang berjoget dan menyawer seorang guru dibagikan ke WhatsApp Group. Salah satu penerima video itu kemudian men-share hingga viral di media sosial.

Pada Senin (25/3/2019), pihak sekolah kemudian melakukan penelusuran dan melakukan rapat khusus dengan menghadirkan para siswa dan orangtuanya, guru-guru pengurus yayasan, dan kepala sekolah.

Pertemuan itu juga dihadiri oleh Pengawas Sekolah dan Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Pendidikan Cilincing.

Sebelas siswa itu lalu mengakui dan meminta maaf atas perbuatan yang mereka lakukan di tempo hari. Mereka merasa malu dan khawatir ada stigma negatif terhadap dirinya atau sanksi sosial.

Lantas, pihak sekolah tidak memberikan sanksi karena sebelas siswa tersebut tengah menduduki kelas paling tinggi di jenjang SMP yang sebentar lagi akan mengikuti ujian kelulusan dan Ujian Nasional (UN).

Baca juga: Siswa Bully Guru di Jakut, Sudin Pendidikan Minta Pembenahan Manajemen Sekolah

Pada Rabu (27/3/2019), pihak sekolah beserta sebelas anak dan orangtuanya diundang oleh Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara Wilayah II di kantor Walikota Jakarta Utara untuk pembinaan sekaligus klarifikasi video yang viral itu.

Dari pertemuan itu, diperoleh informasi bahwa guru tersebut baru mengajar sekitar tujuh bulan di SMP Maha Prajna Cilincing dengan gaji sekitar Rp 600.000 per bulan.

KPAI mengapresiasi Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara Wilayah II yang mendukung sekolah untuk tetap memenuhi hak atas pendidikan anak-anak pelaku dan tidak diberikan sanksi fisik, sanksi skorsing, maupun mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Adapun pihak sekolah mendapatkan sanksi teguran dari pihak Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara Wilayah II dan dituntut untuk melakukan tata kelola sekolah lebih baik dan professional. Pihak sekolah cukup kooperatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com