Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Masjid Kubah Emas di Depok dan Pendirinya yang Baru Berpulang...

Kompas.com - 30/03/2019, 11:49 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com — Hajah Dian Djuariah Maimun Al Rasyid, pendiri Masjid Dian Al Mahri sekaligus penggagas Masjid Kubah Emas di Depok, meninggal dunia pada Jumat (29/3/2019) dini hari.

Masjid Kubah Emas atau Masjid Dian Al Mahri itu benar-benar dilapisi dengan emas 22 karat.

Kemegahan masjid tersebut sering kali menjadi daya tarik untuk wisata religi.

Kompas.com merangkum sejumlah fakta tentang Masjid Kubah Emas Depok dan cerita dari pendirinya:

Berkubah emas

Masjid Kubah Emas ini memiliki lima kubah, terdiri dari satu kubah utama dan empat kubah kecil.

Baca juga: Sejarah Masjid Kubah Emas di Depok

Kubah itu dilapisi emas setebal dua sampai tiga milimeter dan mozaik kristal.

Kubah emas itu memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter.

Sementara empat kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter.

Selain itu, di dalam masjid terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.

Relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu pula pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid itu pun dilapisi emas.

Sementara, mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah itu pun juga berlapis bahan prado atau sisa emas. 

Didesain oleh pendirinya

Masjid Kubah Emas dibangun oleh Dian Al Mahri. Saat itu, Dian dikenal sebagai pengusaha asal Banten.

Ia membeli tanah di kawasan itu pada tahun 1996. Kemudian masjid mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir 2006.

Baca juga: Pesan Dian Al Mahri, Pendiri Masjid Kubah Emas, untuk Anak-anaknya...

Masjid Kubah Emas dibuka untuk umum pada 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha yang kedua kalinya pada tahun itu. 

Desain interior juga langsung dirancang oleh Dian Al Mahri. Dian mendatangkan langsung lampu gantung dari Italia seberat delapan ton.

Pelataran Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Kubah Emas yang berlokasi di Jalan Raya Meruyung, Sawangan, Depok. Foto diambil pada Senin (5/6/2017).Kompas.com/Alsadad Rudi Pelataran Masjid Dian Al Mahri atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Kubah Emas yang berlokasi di Jalan Raya Meruyung, Sawangan, Depok. Foto diambil pada Senin (5/6/2017).

Di dalam masjid terdapat bagian langit-langit di mana bisa melihat adanya awan-awan.

Keindahan langsung terlihat saat masuk ke dalam masjid megah ini.

Desain interiornya memberikan nuansa mewah dan tata ruangnya menambah kagum mereka yang datang beribadah.

Desain dan arti

Arsitektur masjid ini mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya.

Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen. 

Enam menara (minaret) di Masjid Kubah Emas yang berbentuk segi enam atau heksagonal melambangkan rukun iman.

Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar.

Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat, sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India.

Destinasi wisata

Desainnya yang megah serta kubahnya yang dilapisi emas membuat banyak orang tertarik datang ke masjid ini untuk berwisata. 

Tidak hanya wisatawan domestik yang datang. Sering kali juga datang wisatawan luar negeri hendak merasakan keindahan dari masjid ini.

Baca juga: Dian Al Mahri, Pendiri Masjid Kubah Emas yang Dikenal Dermawan

Salah satu penjaga Masjid Kubah Emas, Azhari, mengatakan, tiap Ramadhan hampir 7.000 orang datang ke masjid untuk beribadah dan berswafoto.

Halamannya yang tertata dengan tanaman-tanaman hias membuat tempat tersebut jadi salah satu spot ngabuburit terfavorit saat Ramadhan.

Kawasan Masjid Kubah Emas terdiri dari tiga bangunan. Masjid menjadi bangunan utama, di sampingnya ada rumah kediaman keluarga Dian Al Mahri, dan satu aula pertemuan.

Aula pertemuan di dalam masjid dijadikan sarana bagi pengunjung masjid yang sekadar ingin beristirahat, dengan menghadirkan toko makanan dan butik pakaian.

Makam sang pendiri

Pendiri Masjid Kubah Emas Depok Dian Al Mahri meninggal dunia pada Jumat (29/3/2019) pukul 02.15 WIB. 

Dian Al Mahri berpulang di usianya ke-70 tahun dengan meninggalkan suami, 14 anak, dan 38 cucu.

Dian meninggal lantaran mengidap penyakit pneumonia atau infeksi paru-paru.

Baca juga: Dian Al Mahri Dimakamkan di Depan Masjid Kubah Emas Depok

Semasa hidupnya, Dian berpesan kepada anaknya agar jenazahnya dimakamkan di Masjid Kubah Emas sehingga dapat dikunjungi dan dikenang banyak orang.

"Beliau punya beberapa taman wakaf, tetapi beliau ingin ketika sudah dipanggil Allah ingin dimakamkan di belakang mimbar atau depan masjid sini. Ini keinginan Ibu, mungkin dia ingin dekat dengan masjid dan ingin selalu dekat dengan rumah Allah," ujar Ratu Ayu Novianti, anak Dian kedelapan, sambil tersenyum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com