KOMPAS.com – Setelah pemungutan suara, keramaian Pemilu 2019 diisi dengan perolehan hasil hitung cepat atau quick count yang dilakukan sejumlah lembaga survei.
Ada yang menyambut gembira hasil quick count. Namun, ada juga yang bersikap skeptis dan mencurigai hasil quick count.
Misalnya, akun Twitter @greenblackcyber membuat sebuah kicauan yang menginformasikan cara kerja hasil hitung cepat alias quick count saat Pemilu.
Dalam twitnya, pemilik akun mengungkapkan bahwa lembaga survei sengaja memenangkan salah satu pasang calon presiden dan calon wakil presiden untuk mengalihkan perhatian publik dan memancing emosi paslon lainnya. Hal itu bertujuan untuk membuat kecurangan pada hasil Pemilu.
Kicauan itu pun memancing komentar warganet, salah satunya akun twitter @elnasihein_.
Pemilik akun tersebut mempertanyakan alasan menjadikan hasil exit poll dan quick count oleh sejumlah lembaga survei sebagai pertimbangan kemenangan salah satu paslon calon presiden dan calon wakil presiden saat penyelenggaraan Pemilu 2019.
Dalam komentarnya, pemilik akun itu pun menilai hasil pengumpulan suara quick count terkadang tidak sesuai.
"Bisa jadi exit poll yg ditampilkan di TV itu angkanya adalah suara asli untuk 01 à 02, 02 à 01, suara dibalikan. Siapa yg mengaudit lembaga survei ini? Apa landasan bagi lembaga survei ini jadi patokan QC. Lihat rekam jejak pemilu 2014," tulis komentar tersebut.
https://twitter.com/elnasihein_/status/1118446443851763712
Benarkah informasi terkait kecurangan hasil pemilu menggunakan data quick count?
Dilansir dari pemberitaan sebelumnya, hasil quick count yang dilakukan oleh lembaga survei hanya menggunakan sejumlah suara dari beberapa tempat pemungutan suara (TPS) sebagai sampel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.