Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Mobil Boks Berstiker KPU Diduga Bawa Formulir C1 untuk Dimodifikasi

Kompas.com - 23/04/2019, 11:41 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan mobil boks berstiker Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang terparkir di depan kios digital priting tak jauh dari kotak suara dikumpulkan, beredar di media sosial pada Senin (22/4/2019).

Mobil boks tersebut diduga berisi formulir C1 yang hendak dimodifikasi.

Dalam video itu, dinarasikan bahwa ada oknum KPU diduga melakukan kecurangan dengan mendukung salah satu pasangan calon.

Namun, KPU Jakarta Timur membantah bahwa mobil tersebut merupakan mobil milik KPU atau ada kecurangan yang dilakukan.

Narasi yang beredar:

Video berdurasi 38 detik itu beredar di sejumlah media sosial, antara lain Twitter dan Facebook. Video itu disertai narasi:

"Tertangkap basah, supir dan aparat yg kawal langsung kabur, kejadian di Condet semalam. Panik berusaha mau ubah C1. Kalau mmg hasil QC sdh menang knp masih berusaha CURANG dimana mana?" tulis pengunggah, Senin (22/4/2019).

Selain itu, orang dalam video itu menyebutkan bahwa ditemukan sejumlah karung dengan dugaan barang bukti berupa formulir C1 yang hendak dimodifikasi.

"Ada mobil dari KPU yang merapat di kantor digital print yang tidak jauh dari GOR Balai Rakyat di mana kotak suara disimpan," ujar laki-laki yang ada dalam video.

Laki-laki tersebut juga menyampaikan, dalam video itu ada pihak tim advokasi dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) yang melaporkan peristiwa ini ke Bawaslu.

Penelusuran Kompas.com:

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, video tersebut benar direkam di kawasan Condet, Jakarta Timur pada Senin (22/4/2019) dini hari.

Atas dugaan adanya dugaan kecurangan yang dilakukan pihak KPU, Ketua KPU Jakarta Timur, Wage Wardhana menyampaikan bahwa mobil boks itu bukan milik KPU.

Ia menyampaikan bahwa mobil boks tersebut milik kantor percetakan atau digital print tempat mobil terparkir.

"Ternyata faktanya itu mobil digital print pengangkut logistik dan memang faktanya digital print ini banyak menerima order dari KPU berbagai daerah," ujar Wage saat dikonfirmasi Kompas.com pada Senin (22/4/2019).

Baca juga: Ketua KPU Jaktim: Kita Diserang-serang, padahal Tidak Ada C1 Dalam Mobil Boks

Wage mengungkapkan, stiker yang tertempel di badan mobil sengaja dipasang untuk kepentingan keamanan ketika mobil itu mengirimkan alat peraga kampanye (APK) ke sejumlah daerah di luar Jakarta, seperti Lampung, Konawe (Sulawesi Tenggara), dan lainnya.

Tak hanya itu, Wage juga memastikan tidak ada surat suara yang terangkut dalam mobil boks tersebut.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com