JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi rencana pemerintah pusat memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta.
Meski ibu kota dipindahkan dari Jakarta, lanjut dia, tidak akan mengurangi permasalahan di Jakarta.
"Masalah yang ada di Jakarta tetap harus diselesaikan dan ini menjadi komitmen dari pemerintah kita semua berkomitmen bahwa rencana pemprov untuk melakukan pembagunan masif itu tetap akan dijalankan," ucap Anies di Pasar Kenari, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2019).
Baca juga: ASN di Level Pusat Akan Dipindahkan ke Ibu Kota Baru
Dalam paparan rapat terbatas Presiden dan jajarannya disebutkan bahwa yang akan dipindah hanyalah aspek pemerintahan administrasi.
Namun, kegiatan ekonomi, perdagangan hingga perbankan tidak mengalami perubahan.
"Jadi yang pindah itu hanya kegiatan administrasi pemerintahan di kantor-kantor kementerian. Jadi bukan memindahkan kegiatan perekonomannya di luar. Perekonomian dan lain-lain tetap di Jakarta," ujarnya.
Baca juga: Ini Kriteria Daerah yang Akan Jadi Ibu Kota Baru
Jika nantinya ibu kota pindah, lanjutnya, Jakarta akan tetap macet.
Hal ini dikarenakan ibu kota bukanlah penyebab kemacetan, melainkan penduduk dan swasta.
"Jadi perpindahan ibu kota tidak otomatis mengurangi kemacetan karena kontributor kemacetan di jakarta adalah kegiatan rumah tangga dan kegiatan swasta, bukan kegiatan pemerintah," tutur Anies.
Baca juga: Wacana Pindah Ibu Kota, Anggota DPR Ingatkan Jangan Ulang Kesalahan di Jakarta
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo yakin pemindahan ibu kota dari Jakarta terwujud suatu hari nanti.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.