Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Penolakan Rumah Ibadah di Bekasi, Ini Penjelasan Polisi

Kompas.com - 07/05/2019, 20:35 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com — Sebuah foto dan video tentang warga yang menolak pembangunan rumah ibadah umat Hindu di sebuah lahan di Desa Sukahurip, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Bekasi, viral di media sosial, Selasa (7/5/2019).

Dalam foto dan video yang diunggah akun Instagram @balikuviral, terlihat foto spanduk dengan tulisan bernada ancaman terkait pembangunan pura di desa tersebut.

Sejumlah warga juga terlihat dalam video itu berkumpul di pinggir jalan sambil berorasi.

Baca juga: Saksi Beberkan Ciri-ciri Pelaku Vandalisme Rumah Ibadah di Lebak Bulus

Kapolres Metro Bekasi Kombes Candra Sukma Kumara mengatakan, tidak ada penolakan pembangunan rumah ibadah sebagaimana dalam foto dan video yang viral di media sosial.

Namun, dia membenarkan ada aksi unjuk rasa warga terkait rencana pembangunan rumah ibadah umat Hindu di desa tersebut.

"Tidak ada penolakan. Mereka hanya meminta pendirian tempat ibadah sesuai prosedur," kata Candra saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

PENOLAKAN PEMBANGUNAN PURA DI BEKASI ???? . Viral Foto dan video Siap Jihad jika pembangunan Pura tetap di lanjutkan Di unggah oleh Saddam dan kampung bali 2 di Akun Facebook. . Penolakan Warga dan Masyarakat Desa Suka hurip kec Sukatani kab Bekasi dengan Adanya Rencana pembangunan PURA..PERIBADATAN UMAT HINDU. . _____________________________________________ Info Akun Bekasi @bekasi_24_jam @infobekasi.coo @bekasi.terkini @bekasi.banget @bekasi.today . . Mohon Penjelasannya, Kenapa Agama Hindu Dilarang Membangun Pura di Bekasi??? Via @karangasemtv _____________________________________________ #bali #pura #jawatimur #jawatengah #jawabarat #beritanasional #tempatibadah #pura #bekasi

A post shared by Baliku Viral (@balikuviral) on May 6, 2019 at 7:28pm PDT


Candra mengatakan, tidak ada prosedur yang dilanggar oleh pendiri bangunan rumah ibadah tersebut. Warga hanya meminta pihak pendiri pura agar transparan kepada warga sekitar.

"Sosialisasi kepada masyarakatnya saja yang harus lebih intensif," ujar Candra.

Baca juga: Video Viral Gangster Bersenjata di Cakung Direkam Anggotanya Sendiri

Situasi di lokasi unjuk rasa pun, kata Candra, sudah kondusif setelah ada pertemua antara warga dan unsur musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) setempat mengenai pembangunan rumah ibadah di Kabupaten Bekasi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com