Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Merugi Karena Tak Bisa Berjualan Imbas Kerusuhan 22 Mei

Kompas.com - 24/05/2019, 07:47 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerusuhan yang terjadi pada Rabu (22/5/2019) lalu menyisakan cerita pilu bagi para pelaku usaha, khususnya para pengusaha kecil dan menengah yang mencari nafkah di sekitar titik konsentrasi massa.

Alih-alih mendapatkan untung, sejumlah warung Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, justru menjadi sasaran amuk massa.

Barang dagangan habis dijarah dan ada juga yang sampai ludes terbakar.

Baca juga: Polisi Diingatkan Bekerja Cepat Usut Dalang Kerusuhan 22 Mei

Para pedagang di Pasar Tanah Abang juga terkena imbas dari kerusuhan Rabu silam.

Mereka tak bisa membuka lapaknya karena pusat grosir raksasa itu belum beroperasi hingga Kamis kemarin.

Berikut ini sejumlah kisah para pedagang yang merugi imbas aksi massa pada 22 Mei: 

1. Usma, pedagang rokok yang rugi puluhan tuta

Usma, pemilik warung di Jalan KH Wahid Hasyim menutup warungnya yang dijarah massa pada Kamis (23/5/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Usma, pemilik warung di Jalan KH Wahid Hasyim menutup warungnya yang dijarah massa pada Kamis (23/5/2019).
Usma merupakan seorang pedagang rokok dan minuman ringan di Jalan KH Wahid Hasyim.

Barang dagangannya ludes dijarah massa ketika ia meninggalkan warungnya untuk menyelamatkan diri.

"Rugi kurang lebih Rp 20 juta, yang diambil rokok sama minuman dagangan. Rokok sisa dua bungkus dari awalnya banyak slop-slopan," kata Usma saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (23/5/2019).

Baca juga: Cerita Usma soal Rokok Habis Dijarah Perusuh 22 Mei hingga Rugi Rp 20 Juta

Usma tidak hanya kehilangan barang dagangannya, uang tabungan serta beberapa helai pakaian yang ia miliki juga ikut ludes.

"Saya baju enggak ada yang tertinggal satu pun. Sisanya enggak ada, terbakar, karena ditaruh di Pospol. Makanya saya mau pulang (kampung) dulu," ujarnya. 

2. Warung mie instan Ismail dan Suhama ludes terbakar 

Warung mie instan milik Suhama dan Ismail di samping Pos Polisi Sabang yang ludes terbakar pada Kamis (23/5/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Warung mie instan milik Suhama dan Ismail di samping Pos Polisi Sabang yang ludes terbakar pada Kamis (23/5/2019).
Sebuah warung mie instan yang berdempetan dengan Pos Polisi Sabang ikut ludes dibakar massa

"Awalnya enggak dibakar, cuma kacanya dipecah-pecahin. Kata massa, jangan dibakar, kasihan ini warung Indomie, jangan dibakar, tetapi amukan massa yang lain malah menyerang," kata Suhama, salah seorang karyawan warung.

Kebakaran yang terjadi tak menyisakan perlengkapan dan peralatan usaha mereka untuk digunakan kembali.

Baca juga: Warung Mi Instan Dibakar Perusuh 22 Mei, Suhama Pulang Kampung...

Suhama hanya bisa menanti bangunan warung yang terbakar dapat dibangun kembali seiring berdiri kembalinya Pospol Sabang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com