Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Penampakan Mushala seperti Kabah Milik Satpam yang Mengaku Imam Mahdi

Kompas.com - 31/05/2019, 11:11 WIB
Cynthia Lova,
Dian Maharani

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com- Warga Kampung Prigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, dihebohkan dengan pengakuan Winardi, seorang satpam yang mengaku sebagai Imam Mahdi.

Winardi yang juga menjadi pemimpin Ukhuwah Trisula Weda diketahui memiliki pengikut hingga 70 dari berbagai daerah.

Kompas.com berkesempatan mengunjungi kediaman Winardi yang sekaligus dijadikan padepokan atau markas perkumpulan Ukhuwah Trisula Weda.

Di depan rumah winardi tampak terpajang besar penjelasan dari Ukhuwah Trisula Weda. Tampak satu meter dari depan rumahnya terdapat satu ruangan berukuran 2 X 3 meter bewarna hitam dan bercorak emas layaknya sebuah Kabah.

Baca juga: Viral, Seorang Satpam Asal Depok Mengaku Sebagai Imam Mahdi

Bangunan ini sempat jadi perbincangan warga karena diyakini tempat tersebut sebagai tempat ritual perkumpulan yang dipimpin Winardi.

Namun, ketika diizinkan masuk melihat keseluruhan, tempat tersebut memang terlihat seperti mushala pada umumnya. Lampu di dalam ruangan sedikit redup.

Selain itu, terdapat kamar mandi dan tempat wudhu di dalamnya. Terrapat pula ruangan shalat beralaskan karpet dengan tembok bewarna merah muda dan dilengkapi beberapa hiasan kaligrafi.

Isi dalam Musholla Winardi  Kampung Prigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Rabu (29/5/2019).KOMPAS. COM/CYNTHIA LOVA Isi dalam Musholla Winardi Kampung Prigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Rabu (29/5/2019).

Bantah untuk ritual

Salah satu pengikut Winardi, Mahfuji mengatakan, ruangan berbentuk Kabah itu merupakan mushala biasa yang dapat digunakan semua orang.

“Tidak ada ritual di mushala itu kami melakukan salat seperti orang pada umumnya, yaitu lima waktu dan dipimpin oleh Imam. Itu hanya mushala biasa, mungkin karena warna catnya sehingga dianggap salah, kan tadi juga bisa dilihat bagaimana di dalam,” ucap Mahfuji di lokasi, Rabu (29/5/2019).

Pengikut Winardi yang sudah dari tahun 2014 ini mengaku, awal menjadi pengikut Winardi lantaran dirinya sakit sesak nafas.

“Saya dulu sakit-sakitan. Tapi berkat dia saya sudah sembuh. Saya mempercayai dia sebagai Imam Mahdi,” ucapnya.

Namun, kini Winardi telah bertobat setelah mendapat nasehat dan masukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok bahwa julukan yang diberikan Imam Mahdi adalah sesat dan keliru.

Ia juga mengaku menyesal dan meminta ampunan (tobat).

"Tadi saya sudah sampaikan kegiatan saya ditutup. Saya tobat dan saya menyesal," ucap Winardi menyesali perbuatannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com