Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minimnya Pakaian Khusus Evakuasi Tawon Petugas Pemadam Kebakaran...

Kompas.com - 08/07/2019, 05:51 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemadam kebakaran di DKI Jakarta belum memiliki persediaan yang cukup pakaian khusus evakuasi sarang tawon. Jumlahnya jauh dari memadai.

Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, misalnya, hanya memiliki enam unit pakaian khusus evakuasi sarang tawon.

Padahal, petugas di Jakarta Timur banyak menangani evakuasi sarang tawon.

Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur, Gatot Sulaiman mengatakan, jajarannya hanya memiliki enam unit pakaian khusus evakuasi sarang tawon.

"Memang baru ada enam pakaian khusus, masih sedikit," ujar Gatot saat dihubungi, Sabtu (6/7/2019) sore.

Jumlah ini jauh dari ideal. Pasalnya, selama enam bulan belakangan saja, petugas Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur mengevakuasi 129 sarang tawon.

Kecamatan Cipayung jadi langganan evakuasi sarang tawon dengan 31 kasus.

"Karena wilayah Cipayung ini masih banyak hutan kota, masih banyak taman dan kebun. Tawon itu kan banyak bersarangnya di pepohonan yang rimbun, atau kadang di rumah-rumah tua," jelas Gatot.

Ukuran sarang tawon yang dievakuasi bermacam-macam. Selain itu, tak seluruh sarang tawon mudah dicapai.

"Pernah paling besar diameternya lebih dari 70 cm. Paling sulit, pernah ada sarang tawon di tengah-tengah antena parabola di genteng rumah warga," kata Gatot.

Selain tak sebanding dengan jumlah kasus yang dihadapi, jumlah enam pakaian khusus evakuasi sarang tawon pun amat timpang jika dibandingkan dengan jumlah personel yang siaga di Jakarta Timur.

"Sehari piket berjumlah 250 orang. Kami ada tiga shift atau tiga grup, sekali piket 24 jam," ujar Gatot.

Bahkan, tak semua sektor yang bertugas di masing-masing kecamatan Jakarta Timur kebagian jatah pakaian khusus evakuasi sarang tawon.

"Pakaian khusus evakuasi sarang tawon juga dibagi-bagi ke sektor-sektor. Ada 10 sektor di Dinas Gulkarmat Jakarta Timur, sesuai jumlah kecamatan," jelasnya.

Risiko keselamatan dihadapi petugas. Sebab, tawon yang selama ini dievakuasi mayoritas berjenis Vespa affinis atau tawon endhas yang pernah menewaskan 7 orang warga di Klaten, Jawa Tengah.

Tawon ini berpotensi mematikan apabila manusia disengat dalam jumlah banyak sekaligus. Kecil peluang untuk sanggup bertahan di atas 24 jam.

"Sebagian besar tawon yang kami evakuasi sangat membahayakan, karena tawonnya jenis tawon endhas. Sekitar 80-90 persen yang ditemui, ya tawon endhas. Itu hampir semua wilayah tawonnya tawon endhas," kata Gatot.

Improvisasi dengan pakaian seadanya

Keterbatasan pakaian harus membuat petugas harus memutar otak alias berimprovisasi dengan pakaian seadanya.

"Dalam artian, kami pakai pakaian pemadam yang ada, masker juga yang ada saja. Kami menggunakan fire jacket atau fire trousers, namanya, pakaian yang biasa dipakai untuk memadamkan api," Gatot menerangkan.

"Dengan fire trouser, kita lindungi anggota tubuh kita dari serangan tawon, setidaknya diminimalisir agar tidak ada tawon yang menyengat tubuh anggota," kata dia.

Sering kali para petugas melilitkan lakban pada fire jacket yang dikenakan. Tujuannya, agar rongga-rongga yang terbuka seperti di leher, pinggang, dan pergelangan, dapat tertutup rapat.

"Awal-awal dahulu kita pernah, petugas terkena sengatan. Karena saat itu kami masih lengah ibaratnya," tutup Gatot.

Persoalan tawon di Jakarta sempat banyak diperbincangkan warganet setelah petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur mengevakuas tawon jenis Vespa affinis pada Senin (1/7/2019), di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Kasus tewasnya 7 orang warga Klaten, Jawa Tengah akibat sengatan tawon Vespa affinis saat itu terjadi dalam kurun 2017-2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com