Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Lebaran Betawi 2019 yang Perdana Digelar di Monas...

Kompas.com - 22/07/2019, 06:30 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com –Lebaran Betawi 2019 telah digelar sejak Jumat (19/7/2019) hingga Minggu (21/7/2019) di kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat.

Tahun ini jadi kali pertama helatan Lebaran Betawi digelar di Monas. Biasanya, acara tahunan ini rutin digelar di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan.

Bermacam acara dan stan tersuguh di Monas selama tiga hari, mulai dari pentas kesenian daerah hingga festival makanan Betawi.

Letak acara di pusat kota ini menjadikan Lebaran Betawi 2019 terasa begitu semarak. Bagaimana keseruannya?

Alasan penempatan di Monas

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan punya alasan tersendiri soal penempatan Lebaran Betawi 2019 di Monas. Menurut dia, Monas memiliki nilai sejarah yang tinggi tentang keterlibatan warga Betawi terhadap kemerdekaan.

Anies bercerita, lapangan yang dulunya bernama lapangan IKADA ini adalah tempat masyarakat Betawi berkumpul.  Di lapangan ini pula terjadi Rapat Raksasa IKADA yang dipimpin Presiden Soekarno sekitar satu bulan usai proklamasi kemerdekaan, 19 September 1945.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat menghadiri Lebaran Betawi di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (21/7/2019).KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat menghadiri Lebaran Betawi di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (21/7/2019).

"Masyarakat Betawi berbondong-bondong datang di lapangan ini ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kemerdekaan bukan kemauan kelompok kecil, kemerdekaan adalah kemauan seluruh rakyat dan siapa itu? Masyarakat Betawi yang melakukan di sini," kata Anies bercerita dalam sambutannya di panggung utama, Minggu pagi.

Dari momentum yang terjadi di tempat yang sekarang bernama Monas ini, masyarakat Indonesia mulai merdeka dan bersatu.

Oleh karena itu, Anies mengusung tema persatuan pada Lebaran Betawi 2019. Ia menilai, masyarakat Betawi menjadi simpul penyatu persatuan.

Baca juga: Ini Alasan Anies Gelar Lebaran Betawi di Monas

"Kota ini telah menjadi kota di mana persatuan Indonesia dirajut, di kota ini masyarakatnya menyambut kedatangan suku bangsa nusantara dengan keramahan kehangatan sehingga terasa hidup satu Indonesia, di mana peran masyarat Betawi menjadi fasilitator tumbuhnya persatuan Indonesia," tutur Anies yang tampak didampingi Hidayat Nur Wahid dan Abraham Lunggana alias Haji Lulung.

"Kita (Betawi) tuan rumah di kota kita sendiri. Jangan sampai kita kayak penonton di kota kita sendiri, tidak boleh kita merasa seperti orang asing di tanah kita sendiri. Ini tanah kita, ini air kita dan ini tanah air kita," tutur Anies.

Antusiasme pengunjung

Sejumlah kalangan tampak antusias menyambangi Lebaran Betawi 2019. Pada Sabtu pagi misalnya, berbagai kalangan dari tua hingga muda terus berdatangan ke area Monas.

Beberapa dari antara mereka bahkan mengenakan pakaian adat Betawi, seperti setelah kemeja koko putih-celana hitam-peci-syal batik bagi kalangan pria dan setelan kemeja putih-rok batik panjang bagi kalangan perempuan.

Pengunjung acara Lebaran Betawi 2019 di Monas berjejalan mengantre masuk ke stan makanan Betawi gratis, Sabtu (20/7/2019).KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Pengunjung acara Lebaran Betawi 2019 di Monas berjejalan mengantre masuk ke stan makanan Betawi gratis, Sabtu (20/7/2019).

"Bangga dong kita mesti sebagai orang Betawi, ini budaya kita, budaya Betawi. Mumpung orang Betawi dikasih panggung segede gini, di pusat kota, di Monas," kata Pepen (42) salah satu pengunjung.

"Orang Betawi sekarang makin kegusur ke pinggir, ke Bekasi, ke Tangerang. Sekarang hari ini dapat di pusat kota. Kita harus bangga," imbuhnya.

Neneng Sri (43) pun menyampaikan pendapat serupa. Neneng yang mengenakan rok batik berwarna merah jambu menyebut bahwa kesempatan ini terbilang langka.

"Pakaian begini mau kita buktikan enggak cuma dipakai buat mau acara-acara resmi, seperti kondangan segala macam di ruangan AC. Dulu orang-orang kita (Betawi) belum ada AC pakai pakaian begini enggak masalah," kata Neneng.

Baca juga: Lebaran Betawi Sajikan Kerak Telor Raksasa Gratis untuk Pengunjung

Antusiasme pengunjung juga tampak pada salah satu sudut yang merupakan tenda makanan Betawi gratis. Mereka mengantre masuk di bawah terik siang.

"Makanan gratis, tapi tidak setiap saat dibuka. Kami buat dalam waktu tertentu, jadi sistemnya buka tutup. Jam 10.00-12.00 (dibuka), nanti dilanjut lagi sore dibuka," ujar Ketua Panitia Lebaran Betawi 2019 M Rifqi Eki.

Antrean tampak mengular hingga 10 meter ke belakang tenda makanan gratis.

Petugas menjaga pintu masuk tenda secara cukup ketat agar pengunjung tak berjejalan di dalam area tenda.

Pengunjung yang hendak menikmati aneka makanan Betawi secara cuma-cuma akan diberikan kupon berwarna hijau, kemudian dicap punggung tangannya.

Pengunjung hanya bisa menukarkan kupon tersebut di satu stan.

Terdapat berbagai stan makanan Betawi di dalam tenda tersebut yang boleh jadi sudah jarang ditemui.

Selain kerak telor yang seakan jadi menu wajib acara Betawi, ada pula soto mi betawi, es selendang mayang, hingga gulali betawi.

Batal putar film eksklusif Benyamin Sueb

Awalnya, panitia bakal mengadakan nonton bareng layar tancap pukul 21.30 WIB di Silang Monas Barat Daya.  

Namun, acara tersebut urung dilaksanakan karena permulaan acara pada hari Sabtu molor sekitar dua jam.

"Enggak jadi. Memang kita pengin adain tadinya, (tapi) jamnya terlalu malam. Kalau kita jam 22.00 mulai, molor, nanti jam 23.00 (Monas) tutup, belum sampai satu film. Satu film kan 1,5 jam, kalau perangkatnya kita sudah siapin, tapi cuma satu film kan orang bingung," jelasnya.

Padahal, Eki berujar, pihak Badan Musyawarah (Bamus) Betawi sudah menyiapkan empat film Betawi untuk disuguhkan pada pengunjung.

Baca juga: Layar Tancap Lebaran Betawi Awalnya Bakal Putar Film Benyamin Sueb yang Belum Pernah Tayang

"Kita siapin empat film, mau enggak mau itu sampai pukul 03.00 WIB. Nanti disangkanya gara-gara Bamus Betawi jadi sampai kemalaman. Kita tutup pukul 21.00 WIB lah. Sudah enggak berani (memutar film layar tancap)," kata Eki.

Sayangnya, satu dari empat film yang batal diputar panitia merupakan film eksklusif Benyamin Sueb.

Ia mengklaim, film ini hanya dimiliki oleh Bamus Betawi.

"Filmnya langsung dari keluarganya Bang Benyamin, anaknya yang pengurus Bamus Betawi, sudah meninggal. Film dulu, tapi belum sempat ditayangin," ujar Eki.

"Film Bang Benyamin tuh, pilihan. Itu jadi simpanan kita sebenarnya. Rencananya mau ditayangin (perdana) di Monas, tapi ya sudah lah," tambahnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com