Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara Depok Dinilai Buruk, Begini Tanggapan DLHK

Kompas.com - 22/07/2019, 09:28 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Berdasarkan pemantauan AQI modeled using satelite data Rabu (17/7/2019) pagi lalu, kualitas udara di Depok sudah memasuki kondisi alarm darurat polusi udara.

Hal tersebut juga diunggah oleh media sosial instagram @koalisipejalankaki. Dalam gambar itu tercatat air quality index (AQI) Depok pada Rabu lalu menyentuh 170 AQI US.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

#Depok ALARM DARURAT POLUSI UDARA #tidaksehat ????

A post shared by Koalisi Pejalan Kaki (@koalisipejalankaki) on Jul 16, 2019 at 10:11am PDT

Angka itu menunjukkan kualitas udara di Depok buruk dan tidak sehat.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran, dan Penataan Lingkungan (P3L) DLHK kota Depok Bambang Supoyo, mengatakan, berdasarkan standar pencemaran udara (Ispu) di angka 11 yang menyatakan polusi udara itu masih baik.

"Kategori Ispu 11 artinya itu baik, tidak memberikan dampak bagi kesehatan manusia atau hewan," ucap Bambang Minggu (21/7/2019).

Sementara Kasie Penataan Lingkungan DLHK Depok Diah Pusporini mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki pihaknya Ispu di Depok masih dalam keadaan baik.

Namun, ia mengaku belum memastikan alat yang digunakan koalisi pejalan kaki dengan using satelite bisa valid dan diuji kebenarannya.

"Karena using satelite itu alatnya indoor, cara kerjanya seperti apa, kevalidannya seperti apa kita tidak tahu," ucapnya.

Diah menyebut, polusi udara pada umumnya khususnya kota Depok disebabkan oleh polusi kendaraan dan polusi dari industri.

Untuk wilayah Depok, lanjut Diah mengatakan, kendaraan di Depok yang semakin banyak menjadi penyebab terbesar adanya polusi.

"Karena sebenarnya kalau Industri bisa diukur dengan pengawasan emisi oleh kita, kita juga rajin menegur dan mengevaluasi emisi dari masing-masing industri tersebut. Kalau kendaraan kan tidak terprediksi ya semakin banyak orang yang membeli kendaraan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com