Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Lahan Warga, Kali Bekasi Baru Dinormalisasi Tahun Depan

Kompas.com - 25/07/2019, 17:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Bekasi menutup peluang pengerjaan normalisasi Kali Bekasi tahun ini. Kepala Bidang Perencanaan Ruang Distaru Kota Bekasi, Dewi Astiyanti menyebutkan, pihaknya masih harus mendata status kepemilikan lahan di sepanjang bantaran Kali Bekasi.

"Terkendala karena kami masih mendata status kepemilikan tanah. Kami sudah rapat, tugas kami kan verifikasi untuk ditata mana yang tanah negara," kata Dewi di Jakasampurna, Bekasi Barat, Kamis (25/7/2019).

Baca juga: Kali Bekasi Akan Dinormalisasi, Pemkot Harap Dapat Bantuan Anggaran Pembebasan Lahan

"Anggaran tahun ini sudah berjalan, jadi tidak bisa. Tahun depan sudah penetapan juga sih, bisalah nanti diajukan di anggaran perubahan," kata dia.

Saat ini, lanjut Dewi, sejumlah lahan di bantaran Kali Bekasi tak lagi berstatus tanah negara. Hal ini membuatnya perlu cukup waktu untuk mendata.

Distaru Kota Bekasi juga kecil kemungkinan membersihkan lahan bantaran Kali Bekasi yang telah dimiliki warga untuk kepentingan normalisasi karena pihaknya mesti melalui skema ganti rugi pembebasan lahan.

"Kami bikin skala prioritas di mana titik yang krusial. Karena memang kalau sepanjang bantaran Kali Bekasi (dibebaskan) itu berat. Banyak juga di sepanjang aliran kali itu warga yang sudah memiliki sertifikat hak milik," kata Dewi.

"Itu yang kami verifikasi, sepanjang aliran mana saja yang terkena, mana yang lahannya milik pribadi atau negara. Kemungkinan yang paling gampang (dibebaskan) itu yang statusnya masuk tanah negara," ujar dia.

Kali Bekasi rencananya bakal dinormalisasi Pemerintah Kota Bekasi bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum-Cisadane (BBWSCC). Tepi Kali Bekasi akan dibangun tanggul beton, aliran diperlebar hingga 30 meter. Mulanya, pembebasan lahan di sepanjang bantaran Kali Bekasi ditargetkan kelar tahun ini.

Tercemar

Saat ini, kondisi Kali Bekasi tercemar. Pencemaran diduga kuat dampak dari pencemaran di Sungai Cileungsi.

Aliran Kali Bekasi merupakan perpanjangan aliran Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas di Kabupaten Bogor.

"Dugaannya setelah hari Sabtu lalu. Waktu itu masih bagus di kita, Sabtu sore dan malam Minggu masih bagus. Dari perbatasan Kabupaten Bogornya sendiri dengan Kota (Bekasi), air sudah begitu (gelap). Sudah pasti limbahnya dari Kabupaten Bogor," ujar Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan (PDL) BPLH Kota Bekasi Masri Wati saat dihubungi, Rabu lalu.

Baca juga: Kali Bekasi Menghitam, Diduga Imbas Pencemaran di Sungai Cileungsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com