Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum Riang Anak Penyintas Kanker di TMII, Sejenak Lepas dari Rumah Sakit

Kompas.com - 28/07/2019, 07:07 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

"Tapi kalau mau diangkat itu dia harus bedah langit-langit. Tulang pipinya dibuka, dia harus pasang plat," kata Yani.

Baca juga: Dibawa ke Wahana Bermain, Anak-anak Penyintas Kanker akan Ingat Selamanya...

Restu mungkin lupa bahwa ia menderita penyakit kronis. Setelah bersalin baju, ia menggamit tangan Vino lalu mengajaknya main ke wahana taman petualangan dinosaurus di Taman Legenda.

"Habis dari dinosaurus mau ke taman kelinci," ucap Restu semangat namun malu-malu.

Aldi (12) punya cerita berbeda. Namun, tak seperti Vino atau Restu, Aldi tak bercerita dengan bertutur. Ia mengidap cerebral palsy, penyakit kronis sejenis lumpuh otak yang mengakibatkan gangguan pada saraf motoriknya, termasuk menyembunyikan kemampuan bicara.

Ke mana-mana, Aldi perlu diboyong menggunakan kursi roda. Lehernya dikalungi penyangga, sebab ia tak sanggup mengendalikan gerak kepalanya.

"Enggak boleh nunjuk pakai kaki! Pakai tangan," seru ibunda Aldi, Nina kepada putranya yang diminta menunjuk wahana favoritnya.

Karena tangannya terkekuk kaku begitu rupa, Aldi menunjuk dengan kaki kirinya yang juga disangga sepatu khusus.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kanker

"Kalau mau lihat dia nunjuk yang mana, lihat arah matanya, sikutnya," kata sang ibu.

Arah yang ditunjuk Aldi saat ditanya adalah roller coaster. Saat menunggangi wahana satu itu beberapa menit silam, Aldi girang bukan kepalang. Raut gembira tergambar jelas di wajahnya.

Malah, saat seorang relawan rumah singgah, Indra memangkunya di roller coaster yang melaju cepat, Aldi mengangkat tangannya yang tertekuk tinggi-tinggi. Dia membiarkan wajahnya disapu angin sekeras-kerasnya.

"Subhanallah, ibu mah takut, kenceng banget, si Aldi malah senang banget," kata ibunya.

"Saya sampai pegangin kencang, merah nih tangan," kata Indra.

Anak-anak penyintas ini memperoleh kesempatan bermain di wahana Taman Legenda Keong Emas TMII atas prakarsa Kelompok "Generasi Millenial" bersama Komunitas Peduli Kasih.

Dalam kesempatan ini, mereka bekerja sama dengan tiga rumah singgah yang menangani penyintas penyakit kronis dan kanker, yakni Pejuang Hati, Sedekah Rombongan, dan rumah singgah RS Cipto Mangunkusumo.

"Kami pengin anak-anak ini keluar dari rumah singgah. Saat kami survei, mereka pengin keluar, merasakan dunia, bermain dengan orang lain. Mereka bisa dibilang sakit, cuma mereka pengin dianggap orang normal. Melihat itu kenapa enggak kita wujudkan," ucap Andhika Galuh Basworo, Ketua Kelompok "Generasi Milenial" yang bertindak sebagai ketua panitia acara kali ini, kepada Kompas.com, Sabtu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com