Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir 1 Bulan Listrik Apartemen Mediterania Dimatikan, Ini Penjelasan Pengelola

Kompas.com - 20/08/2019, 11:29 WIB
Anastasia Aulia,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan pengelola Apartemen Mediterania Palace, Kemayoran, Jakarta Pusat memberikan klarifikasi terkait pemadaman listrik yang dikabarkan terjadi pada beberapa unit apartemen tersebut.

"Jadi tidak ada pemadaman 500 unit, yang kita padamkan hanya 10 unit dari P3SRS atas nama Pak Khairil dan 90 unit lain yang memang tidak melakukan pembayaran apapun ke Bank Arta Graha dan BCA selama 3 bulan," ungkap Manajer Apartemen Mediterania, Iriene Yonita Putri ketika ditemui Kompas.com pada Senin (19/8/2019).

Iriene juga menjelaskan bahwa terdapat dualisme dalam kepengurusan apartemen tersebut, dua pengurus yang dimaksud adalah P2SRS yang dipimpin oleh Ikhsan dan P3SRS yang dipimpin oleh Khairil Polan.

Baca juga: Awal Polemik Pemadaman Listrik dan Dugaan Pungli di Apartemen Mediterania

 

Namun, hingga saat ini segala bentuk operasional apartemen masih dipegang oleh P2SRS.

Awal mula masalah itu terjadi ketika Khairil, selaku ketua P3SRS yang memegang rekening 35 persen dari total pembayaran warga apartemen, menolak untuk memberikan dana kepada P2SRS.

Sehingga membuat P2SRS kekurangan dana untuk membayar tagihan-tagihan apartemen.

"Sementara yang di kita hanya 65 persen itu yang ke (rekening bank) Arta Graha. Jadi kita kekurangan dana. Karena PAM, PLN dan lain-lain menagihnya ke P2SRS. Seluruhnya 100 persen billing ditagih ke P2SRS. Tapi Pak Khairil tidak mau memberikan 35 persen itu (yang masuk ke rekening bank BCA)," kata Irienne.

Baca juga: 25 Hari Listrik dan Air di Apartemen Mediterania Dimatikan, Ini Masalahnya...

Terkait dualisme pengelola dalam kasus ini adalah, P2SRS berdiri atas SK Gubernur DKI Jakarta. Sementara P3SRS berdiri atas keputusan Disperum DKI Jakarta. Iriene mengaku telah mencoba melakukan beberapa mediasi namun hasilnya pun nihil.

"Sudah kita coba selesaikan hingga bapak walikota datang ke kita. Tapi hasilnya ngga ada. Sampai ke Disperum tanggal 18 Juni lalu, kita ada kesepakatan tapi diingkar oleh pihak P3SRS" ucap Irienne.

Saat ini, pihaknya telah melakukan gugatan ke PTUN dan sedang dalam proses pembuatan putusan. Apabila pihaknya, P2SRS kalah dalam gugatan tersebut maka pihak P3SRS berhak mendapatkan kewenangan tersebut.

Baca juga: Ombudsman Duga Ada Pungli pada Kasus Pemutusan Listrik di Apartemen Mediterania

"Ini anggap saja seperti orang punya SIM. Tapi tidak ada mobilnya. Lalu pertanyannya disini, bagaimana cara pemilik SIM bisa memiliki mobil? Apakah dengan membeli? Atau meminta paksa?" kata Iriene.

Namun Iriene mengatakan bahwa pihaknya secara profesional masih terus melayani berbagai keluhan yang diberikan oleh warga Apartemen Mediterania tanpa terpengaruh oleh masalah ini.

Penghuni

Salah satu penghuni yang ditemui oleh Kompas.com pada Senin (19/8/2019) sore mengetahui perkara pemadaman listrik.

"(Saya tahu) ada pemadaman, tapi enggak langsung semua begitu. Lagian cuma 100-an unit, itu yang katanya enggak bayar," kata Lia (47), wanita yang telah tinggal di Apartemen Mediterania itu sejak tahun 2006 silam.

Ia pun mengaku tidak pernah terkena dampak tersebut. Namun yang mengherankan adalah kedua belah pihak berebut agar penghuni mau membayar di salah satu rekening yang beda pengurus itu.

"Cepet banget deh mereka. Dibilang bayar ke sini aja, ke sini aja, ke sini aja ya kan aneh jadinya. Baru sekali ini ada masalah kayak begini" kata Lia.

Baca juga: Izin Usaha Apartemen Mediterania Dicabut jika Aset Tak Dilimpahkan ke Pengurus Baru

Selain itu, Yanuar (39) yang merupakan pemilik sekaligus penghuni salah satu unit di Apartemen Mediterania cukup vokal dalam mengikuti perkembangan perkara ini dan menjelaskan pendapatnya.

"Kalau bayar (IPL) ke P2SRS bisa dapat kwitansi, tapi kalau bayar ke sana (P3SRS) enggak bisa. Menurutmu orang bakal bayar ke mana? Ya P2SRS lah," kata Yanuar.

Ia pun mengikuti perkembangan perkara tersebut dari awal dan telah melakukan beberapa aksi untuk mendapatkan kejelasan mengenai keributan antar dua pihak tersebut.

Ia mengaku bisa melihat akta apartemen tersebut dari pihak P2SRS, sementara pihak P3SRS tidak bisa menunjukannya.

Baca juga: Pemprov DKI Tegur Pengurus Lama yang Putus Listrik dan Air di Apartemen Mediterania

"Saya pemilik sekaligus penghuni unit saya sendiri. Terus saya dapat dua tagihan, yang satu dari P2SRS dan yang satu dari P3SRS. Tapi yang dicantumkan nama saya itu yang dari P2SRS, sementara yang dicantumkan dalam tagihan P3SRS merupakan nama pemilik yang lama. Berarti kan kita logikanya ya bayarnya ke yang atas nama kita dong?" kata Yanuar.

Menurut Yanuar, P3SRS telah melakukan beberapa kesalahan demi memenuhi keinginan mereka.

Seperti pemaksaan pembayaran ke rekening BCA, melakukan pertemuan pengurus di luar lingkungan apartemen dan melakukan pelaporan yang tidak berdasar kepada media massa serta beberapa instansi pemerintahan.

Ia pun mengatakan bahwa pihak apartemen terpaksa melakukan pemadaman di beberapa unit karena PLN mengancam akan mematikan seluruh layanan apabila ada penunggakan pembayaran yang dilakukan pengelola.

"Daripada dimatikan semua, makanya yang dipadamkan yang tidak membayar saja" kata Yanuar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com