Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2019, 17:00 WIB
Walda Marison,
Jessi Carina

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kampus menjadi salah satu tempat peredaran ganja di Jakarta. Beberapa waktu lalu, dua mahasiswa universitas swasta di Jakarta Timur jug diamankan Polres Metro Jakarta Barat.

Mereka kedapatan menyimpan ganja di ruang senat kampusnya.

Terkait fenomena ini, Kompas.com berkesempatan untuk mewawancari Charlie (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswa yang jadi bandar ganja di kampusnya.

Charlie awalnya dikenalkan dengan ganja oleh seorang senior di kampusnya pada tahun 2009. Ketika itu, Charlie diberikan satu klip atau bungkusan ganja secara gratis oleh orang tersebut.

Lama kelamaan, orang tersebut mematokan harga kepada Charlie. Karena tidak punya uang dan kebutuhan untuk memakai ganja semakin tinggi, dia lalu memberanikan diri untuk menjual ganja.

Baca juga: Ini Sebabnya Ganja Jadi Narkoba yang Paling Banyak Dipasarkan ke Mahasiswa

“Ya alasanya itu, karena gua enggak punya duit rutin untuk membeli, akhirnya gua harus mengerjakan (menjual) karena ketika gua mengerjakan, gua dapat (bagian ganja),” kata dia kepada Kompas.com.

Dia menjual per klipnya seharga Rp 25.000 kepada setiap mahasiswa. Menurutnya menjual ganja di kampusnya dirasa sangat mudah karena banyak peminatnya.

Karena Charlie dianggap lihai dan mampu memasarkan ganja, Charlie akhirnya dikenalkan dengan seorang bandar dari dalam penjara.

Dia pun menjalin komunikasi dengan bandar itu melalui telepon genggam pada tahun 2010.

Charlie diberikan tugas menjual ganja sebanyak 200 kilogram. Dan yang lebih mencengangkan lagi, semua barang haram tersebut disimpan di kampusnya.

“Aku main itu bisa sekitar 200 kilogram. Itu kusimpan di kampus semua. Enggak ada barang (dijual) keluar satu pun. Dalam kampus semua, 200 kilo,” kata Charlie.

Karena banyaknya bahan yang dijual dan tingginya permintaan mahasiswa, Charlie cukup meraup untung banyak pada saat itu.

Baca juga: Ancaman di Balik Ganja yang Memabukkan...

Namun tidak sembarang orang bisa beli ganja dari Charlie. Charlie menyeleksi betul siapa siapa saja yang boleh beli ganja darinya.

Semua orang yang membeli ganja harus melalui rekomendasi orang dekat yang dikenal Charlie.

”Tidak boleh ada anak (luar kampus) masuk mau main, tidak boleh. Karena kalau itu membahayakan 'pergerakan' di kampus. Karena kalau banyak pemain tidak dikontrol, itu membahayakan. Harusnya sentral, satu orang yang kuasain, seperti itu,” kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Megapolitan
Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi 'Food Estate' Jakarta

Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi "Food Estate" Jakarta

Megapolitan
Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Megapolitan
Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Megapolitan
Di Usia Senja, Marbut di Pondok Labu Ini Tak Punya Kartu Lansia dan BPJS

Di Usia Senja, Marbut di Pondok Labu Ini Tak Punya Kartu Lansia dan BPJS

Megapolitan
Megahnya Masjid As Sofia Bogor yang Disebut Miniatur Masjid Nabawi

Megahnya Masjid As Sofia Bogor yang Disebut Miniatur Masjid Nabawi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bogor Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Soal Gaji Marbut Masjid, Tamin: Alhamdulillah, yang Penting Bersyukur

Soal Gaji Marbut Masjid, Tamin: Alhamdulillah, yang Penting Bersyukur

Megapolitan
KPU DKI Buka Pendaftaran Cagub Independen Mulai 5 Mei 2024, Syaratnya KTP Warga Pendukung

KPU DKI Buka Pendaftaran Cagub Independen Mulai 5 Mei 2024, Syaratnya KTP Warga Pendukung

Megapolitan
15 Remaja di Depok Gagal Tawuran, Langsung Dibawa ke Kantor Polisi

15 Remaja di Depok Gagal Tawuran, Langsung Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, 19 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, 19 Maret 2024

Megapolitan
Ponsel Jemaah Sering Ketinggalan, Marbut Masjid Al Jabr: Kalau Saya yang Temukan, Pasti Aman

Ponsel Jemaah Sering Ketinggalan, Marbut Masjid Al Jabr: Kalau Saya yang Temukan, Pasti Aman

Megapolitan
Polisi Tangkap Pasutri di Tangerang yang Tawarkan Prostitusi Anak secara 'Online'

Polisi Tangkap Pasutri di Tangerang yang Tawarkan Prostitusi Anak secara "Online"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com