Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Pelantikan Anggota DPRD Kota Bekasi 2019-2024

Kompas.com - 27/08/2019, 07:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Lima puluh anggota DPRD Kota Bekasi periode 2019-2024 dilantik pada Senin (26/8/2019) siang kemarin. Mereka mengucapkan sumpah dan janji di hadapan Ketua Pengadilan Negeri Bekasi.

Kompas.com merangkum sejumlah fakta seputar pelantikan tersebut, mulai dari absennya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga aksi unjuk rasa yang mewarnai pelantikan:

Emil dan Uu absen

Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil alias Emil dan Uu Ruzhanul Ulum, absen dalam agenda itu. Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat yang menetapkan nama-nama anggota dewan terpilih pun dibacakan oleh Sekretaris Dewan, M. Ridwan.

Baca juga: Anggota DPRD Kota Bekasi Resmi Bertugas, Ini Kata Wali Kota

Informasi dari laman resmi Pemprov Jawa Barat menyebutkan, Ridwan Kamil diagendakan mendengar pandangan umum fraksi-fraksi di DPRD Provinsi Jawa Barat terkait Raperda Perubahan APBD 2019 pada Senin pukul 10.00.

Sementara Uu pada hari yang sama dijadwalkan untuk menghadiri rapat pimpinan bersama kepala perangkat pemda se-Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, pada pukul 13.00 WIB.

Konfigurasi dewan

Tumai, politikus PDI-P yang menjabat Ketua DPRD Kota Bekasi periode 2014-2019 dipastikan lengser pada periode ini. Soalnya, PDI-P kalah dua persen suara dari PKS pada Pileg 2019 di Bekasi, kendati sama-sama berhak atas 12 kursi di parlemen.

Jatah ketua pun jatuh ke tangan PKS. Pimpinan sementara saat ini dijabat politikus PKS, Saifuddaulah.

Selain itu, 29 orang atau setara 58 persen kursi DPRD Kota Bekasi merupakan wajah baru. Sisanya, 21 orang, merupakan petahana.

Di sisi lain, keterwakilan perempuan di DPRD Kota Bekasi hanya mencapai 16 persen, setara dengan 8 perempuan dari 50 anggota dewan terpilih. Periode sebelumnya, angka itu lebih baik dengan keterwakilan 10 perempuan.

Butuh berbulan-bulan untuk pilih ketua

Pimpinan sementara DPRD Kota Bekasi, Saifuddaulah menyebutkan, pihaknya butuh waktu lebih dari satu bulan untuk menyelesaikan tata tertib pemilihan ketua. Itu baru penyelesaian tata tertib.

Setelah itu, pihaknya perlu mengadakan rapat pimpinan, kemudian rapat paripurna untuk membacakan susunan pimpinan fraksi.

Setelah itu, mekanisme berlanjut ke agenda penetapan ketua dan anggota panitia khusus (pansus) pemilihan Ketua DPRD Kota Bekasi. Baru setelahnya, pansus bekerja memilih ketua yang baru.

"Kami akan mendorong. Banyak agenda-agenda dewan yang harus dikerjakan, karena berhubugan dengan agenda eksekutif, terkait masalah penetapan APBD 2020," ucap Saifuddaulah kepada Kompas.com, kemarin.

Diwarnai unjuk rasa yang berakhir bentrok

Puluhan mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Bekasi, bertepatan dengan agenda pelatikan anggota dewan terpilih. Mereka ngotot ingin bertemu anggota dewan untuk menuntut kerja profesional dan tidak koruptif.

Aksi itu akhirnya dibubarkan paksa oleh polisi pada sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelumnya, sempat terjadi dorong-dorongan lantaran polisi tak mengizinkan para mahasiswa masuk ke gedung DPRD dengan alasan sedang ada agenda pelantikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com