Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Depan, Pemprov DKI Bangun Halte Hall of Fame Presiden untuk Destinasi Wisata

Kompas.com - 27/08/2019, 17:24 WIB
Nursita Sari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Bina Marga DKI Jakarta akan membangun Halte Hall of Fame Presiden di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, mulai bulan depan. Halte itu akan dibangun tepat di seberang Gedung Mahkamah Agung.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, halte itu nantinya tidak hanya berfungsi sebagai tempat menunggu bus, tetapi juga menjadi destinasi wisata.

"Itu rencana mau bangun baru. Jadi nanti selain itu bus berhenti, ini menjadi destinasi wisata. Orang bisa lihat, 'Oh presidennya ini, ini'," ujar Hari di Taman Sepeda, Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019).

Hari menjelaskan, halte itu nantinya akan menampilkan sosok presiden Republik Indonesia, dari Soekarno hingga Joko Widodo.

Baca juga: Dari Halte Ke Halte, Rekomendasi Kuliner sampai Tempat Rekreasi di Ibu Kota

Desain halte itu akan dilengkapi dengan 3D wall motif batik warna emas. Halte tersebut juga akan dihiasi lampu warna-warni.

"Nanti lampunya ada warna, nanti bisa selfie di sini (halte)," kata dia.

Selain Halte Hall of Fame Presiden, Dinas Bina Marga juga akan membangun Halte Kembang Goyang di Pasar Rebo, Jakarta Timur; Halte Museum Satria Mandala di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan; dan Halte ASEAN di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan.

Desain setiap halte itu akan berbeda. Halte Kembang Goyang misalnya, atap halte itu akan dibuat menyerupai kembang goyang yang merupakan kuliner khas Betawi. Kemudian, desain Halte ASEAN terinspirasi dari lambang ASEAN.

"Kami meng-hire konsultan perorangan, kami bayar sesuai dengan keahlian dia. Kami tunjuk konsultan perorangan, lu punya background arsitek, pengalaman di mana-mana, lu bikin halte konsepnya kayak apa. Jadi deh," ucap Hari.

Empat halte itu ditargetkan rampung pada akhir 2019 ini. Pembangunan empat halte menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI. Namun, Hari tidak hapal anggaran pembangunan empat halte itu.

"(Anggarannya) bervariasi, puluhan juta sampai ratusan juta," ucap Hari.

Baca juga: Permudah Warga Naik Transportasi Umum, DKI Pasang Peta Rute di 28 Halte

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com