Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Pria Tewas dengan Luka Bakar dalam Mobil di Bekasi

Kompas.com - 31/08/2019, 07:19 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com – Seorang pria berinisial HP (60) tewas dengan luka bakar di dalam mobil di Jalan Terusan Topas, Komplek Pesona Metropolitan, Rawa Lumbu, Bekasi, pada Kamis (29/8/2019) siang. Mobil tempat korban tutup usia itu sudah terparkir di lokasi yang berdekatan dengan kompleks sekolah swasta sejak Rabu (28/8/2019) sore.

Hingga Jumat (30/8/2019), titik terang soal kematian HP bermunculan. Akan tetapi, belum satu pun pihak sanggup memastikan penyebab meninggalnya pria tersebut.

Kematiannya hingga kini masih misterius.

Berikut ini, Kompas.com merangkum 5 fakta seputar kematian HP di dalam mobil:

1. Mobil terparkir sejak sore

HP sempat disangka penjemput siswa oleh saksi yang melihat mobilnya di lokasi kejadian. Lokasi kejadian memang berdekatan dengan kompleks sekolah swasta.

"Anak-anak di sekolah ini kan ada yang latihan karate, saya kirain dia tunggu jemputan," ujar Jaja (90) kepada Kompas.com, Jumat (30/8/2019).

Jaja merupakan penjaga sekolah sekaligus marbot Masjid At-taqwa yang ada dalam kompleks yang sama. Ia mengenali mobil HP sudah terparkir di tepi jalan sejak Rabu (28/8/2019) sore.

"Parkir dari pukul 16.00 WIB. Saya pulang pukul 17.30 WIB masih ada. Begitu besok (Kamis) pagi ke sini lagi, masih ada juga. Terus sudah gini hari (sekitar jam 10.40 WIB) masih ada juga," ujar Jaja.

Baca juga: Pria Terbakar Dalam Mobil di Bekasi Disangka Mau Jemput Siswa Sekolah

Jaja yang tengah membersihkan parit kemudian meminta seorang ojek pangkalan, Agus, untuk memeriksa isi mobil tersebut dengan mengintip lewat jendela. Sopir tampak duduk terdiam di atas joknya.

2. Diduga bunuh diri

Usai jasad HP ditemukan, Kamis siang, polisi segera memeriksa saksi, keluarga, dan memboyong jasad HP ke RS Polri Kramatjati untuk diautopsi. Jumat, polisi tiba pada kesimpulan sementara bahwa HP bunuh diri.

Menderita diabetes setahun belakangan dianggap jadi penyebab HP menyerah.

"Dua bulan yang lalu, dia (korban) sudah pernah mewasiatkan sesuatu lah pada keluarganya, atas dasar penyakit yang sudah menahun yang kayaknya sudah tidak bisa ditahan lagi oleh korban. Begitu kita (polisi) datang, dia (anak) langsung sampaikan itu," kata AKBP Eka Mulyana, Wakapolres Metro Bekasi Kota dalam konferensi pers, Jumat.

Baca juga: Polisi: Pria Terbakar Dalam Mobil di Bekasi Diduga Bunuh Diri

"Penyampaian dari si anak, dia (korban) sudah enggak kuat lagi terhadap penyakit yang diderita. Terus wasiat juga kepada anaknya, untuk biaya pendidikan, tapi itu privasi mereka," tambahnya.

3. Istri tak percaya

Ria, istri HP, menyebut bahwa suaminya punya banyak cara yang lebih masuk akal apabila ingin mengakhiri hidupnya. Memang, diabetes yang diidap HP membuat pria itu mesti rutin berobat karena kakinya ikut bermasalah.

"Puluhan juta dia sudah berobat. Kalau mau mati, ngapain dia berobat begitu," ujar Ria saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Jumat (30/8/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com