JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Kepolisian RI (Polri) Irjen Muhammad Iqbal menyebut ada dugaan keterlibatan pihak asing dalam kerusuhan yang terjadi di Papua.
Oleh karena itu, Polri bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan lembaga terkait mengungkap identitas dan peran pihak asing tersebut.
Namun, Iqbal tak menyebut secara detil identitas pihak asing tersebut karena polisi tengah melakukan pendalaman dan penyelidikan.
"Ada (dugaan keterlibatan pihak asing terkait kerusuhan Papua) tapi ini kan penanganannya harus komprehensif. Polri tentunya akan koordinasi dengan Kemlu. Intinya enggak bisa kita sampaikan disini (identitas pihak asing)," kata Iqbal di Lapangan Promoter Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (1/8/2019).
Baca juga: Polisi Identifikasi 3 Akun Diduga Pembuat Hoaks soal Papua dan Puluhan Buzzer
Iqbal mengatakan, aparat kepolisian terus melakukan pemetaan atau mapping dan identifikasi terhadap pihak asing yang diduga memprovokasi kerusuhan di Papua.
"Sebenarnya kelompok-kelompok lokal yang diduga ada kaitannya dengan kerusuhan terkoneksi dengan beberapa pihak luar. Ini sedang kami petakan, pihak kami dari intelejen dan beberapa kementerian, lembaga terkait sudah bekerja," ungkap Iqbal.
Sebelumnya, Kamis (29/8/2019), ribuan warga menggelar aksi unjuk rasa memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Aksi unjuk rasa berujung anarkistis. Massa membakar ruko, perkantoran pemerintah, kendaraan roda dua dan roda empat, serta merusak fasilitas lainnya. Kondisi itu membuat aktivitas di Kota Jayapura lumpuh total.
Baca juga: Kapolri Sampaikan Belasungkawa Atas Tewasnya Satu TNI AD di Papua
Selain itu, terjadi pula kontak tembak antara aparat dengan kerumunan massa yang berunjuk rasa di wilayah Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019). Peristiwa itu menyebabkan seorang personel TNI gugur. Lima personel Polri juga dilaporkan terluka.
Peristiwa bermula dari unjuk rasa yang diikuti sekitar 150 orang. Mereka meminta bupati menandatangani persetujuan referendum.
Aparat sempat berhasil melakukan negosiasi. Namun, tiba-tiba massa dalam jumlah yang lebih banyak datang dari segala penjuru sambil membawa senjata tajam. Mereka pun menyerang aparat, baik TNI maupun Polri yang sedang melakukan pengamanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.