Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tolak Keberadaan Anjing Milik Presenter TV Bima Aryo

Kompas.com - 03/09/2019, 15:16 WIB
Dean Pahrevi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga RT 004, RW 004, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, meminta agar anjing presenter televisi Bima Aryo tidak ada lagi di lingkungan RT.

Hal itu menyusul tewasnya asisten rumah tangga bernama Yayan (35) setelah diterkam salah satu anjing milik Bima di rumahnya pada Jumat (30/8/2019).

"Kami masyarakat minta tidak ada anjing itu di sini, warga minta anjing dievakuasi," kata Medih, Ketua RT 004, di lokasi, Selasa (3/9/2019).

Baca juga: Fakta-fakta tentang Kasus Anjing Serang ART hingga Tewas

Medih menjelaskan, anjing yang dipelihara Bima kerap kali mengganggu kenyamanan warga. Anjing tersebut juga pernah tiga kali menggigit warga hingga luka.

"Bima kalau sama tetangga baik suka menyapa dan sopan. (Anjing) Suara suka berisik, binatang tidak ngerti adat. Anjing ini sudah gigit tiga warga pada 2019, rata-rata pekerjanya dia. Pernah lepas juga hampir gigit 50-an siswa TPA (Taman Pendidikan Al Quran) di masjid," ujar Medih.

Presenter Bima Aryo dan anjing jenis belgian malinoisnya. Tangkapan layar akun instagram @bimaaryo. Presenter Bima Aryo dan anjing jenis belgian malinoisnya.

Adapun tiga anjing milik Bima sudah dievakuasi petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Timur.

Baca juga: Diobservasi, Tiga Anjing Milik Bima Aryo Dievakuasi Petugas

Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Sudin KPKP Jakarta Timur Irma Budiani sebelumnya mengatakan, petugas mengevakuasi tiga ekor anjing milik Bima, yakni dua jenis malinois belgian dan satu jenis pudel.

Ketiga anjing dibawa untuk diobservasi karena belum diketahui anjing mana yang menerkam Yayan.

Observasi sekaligus untuk mengetahui apakah anjing tersebut mengidap rabies atau tidak.

"Jadi hari ini kita bawa semua anjingnya. Karena dua-duanya ini anjing menyerang. Semuanya kita bawa, kita enggak tahu mana yang menggigit. Kata yang punya dibawa saja dua-duanya diobservasi," kata Irma di kediaman Bima.

Baca juga: Bima Aryo: Belum Tentu Anjing Sparta yang Serang ART hingga Tewas

Irma menambahkan, anjing tersebut akan diobservasi selama 14 hari. Namun, jika dalam dua hari observasi anjing tersebut mati, sudah dipastikan mengidap rabies.

"(Proses) Observasi dua pekan, dalam dua hari anjing mati kita curiga dengan rabiesnya. Sejak Oktober 2004 Jakarta Timur sudah bebas rabies, setiap anjing yang gigit kita tetap curiga dengan rabiesnya," ujar Irma.

Sebelumnya, Bima mengaku tidak tahu anjing mana yang menyerang Yayan. Ia tak menyangka serangan anjingnya berakibat sefatal ini.

"Kami enggak tahu dari dua anjing itu siapa yang menggigit. Belum tentu Sparta karena itu (kejadian penyerangan) malam hari. Ada bibi di situ, dia pun enggak tahu yang mana," ujar Bima saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Bima melanjutkan, kejadian ini terjadi satu hari sebelum ia melangsungkan pernikahan. Setelah menikah, ia dan istri langsung pergi bulan madu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com