Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Lihat Binatang-binatang Koleksi Ragunan di Acara Flona 2019

Kompas.com - 07/09/2019, 13:19 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Festival Flora dan Fauna (Flona) 2019 yang diadakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, ramai dikunjungi oleh para warga masyarakat di hari Sabtu (7/9/2019).

Selama satu bulan mulai dari (6/9/2019) hingga (6/10/2019) pameran ini menghadirkan komunitas tanaman, sayuran buah-buahan dan hewan dari berbagai tempat.

Salah satu yang ramai dikunjungi para wisatawan adalah stan ragunan.

Faidrus salah satu petugas jaga Taman Margasatwa Ragunan (TMR) di sana menjelaskan hewan-hewan yang ditampilkan merupakan hewan yang sudah diawetkan. 

"Di sini hewan opsetan (sudah diawetkan) semua, sudah mati tua itu ya kita awetin jadi enggak ada yang replika itu asli semua, asli dari hidupnya mati kita awetin bukan replika. Kalau replika kan kita sudah bikin, kecuali telur burung gajah itu memang replika karena satwanya enggak ada, kurang lebih 32 ya. Kalau lainnya satwa di Ragunan masih ada semua," ujar Faidrus saat ditemui Kompas.com, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2019).

Baca juga: Robby Beli Burung Rp 1 Miliar, Istrinya Kaget: Lu Gila Ya Beli Burung Seharga Rumah?

Masuk ke dalam lokasi pameran, para wisatawan wajib mengisi daftar hadir. 

Setelah mengisi daftar hadir, para wisatawan langsung disuguhkan dengan hewan yang sudah diawetkan di zona herbivora atau hewan pemakan tanaman dan tumbuhan serta buah-buahan. Di zona tersebut, ada tujuh hewan yang ditampilkan.

"Di zona herbivora ada hewan Rusa Bawean, kuda nil kerdil, anoa dataran rendah, gajah Sumatera, zebra, rusa tutul, dan rusa timor mereka termasuk golongan hewan pemakan tanaman atau tumbuhan," tambah Faidrus.

Zona berikutnya adalah zona primata yang di dalamnya terdapat enam hewan yang diawetkan yakni, lutung perak, bekantan, lutung Jawa, orang utan Kalimantan, siamang, dan surili.

Baca juga: Dulu Dapat Gratis, Kini Yakin Burung Lovebird Ditawar Rp 500 Juta

Sudah puas melihat hewan, masuk ke zona aves yang menyuguhkan hewan yang diawetkan dari jenis burung dia ntaranya ada rangkok badak, burung Bayan, cendrawasih Apoda, telur burung gajah, kakatua jambul kuning, dan kasuari gelambir tunggal bersama telurnya.

Setelah melihat burung, wisatawan diajak melihat zona reptilia yang berisi hewan reptil dan melata atau yang biasa dikenal pemangsa. Isi zona tersebut ada komodo, ular sendok raja, penyu, buaya muara, buaya Irian, kadal lidah biru, dan biawak komodo.

Terakhir yang paling seru adalam melihat hewan yang sudah diawetkan dari zona karnivora. Mengapa? Karena ukuran salah satu hewan sangat menyerupai aslinya.

"Di zona karnivora ini ada opsetan beberapa hewan macan tutul, harimau Sumatera, beruang madu, singa Afrika, dan macan dahan. Paling besar singa Afrika," tutup Faidrus.

Sementara itu untuk hewan hidup yang dibawa hanya satu yakni Kura-Kura Pipi Merah.

Salah satu pengunjung asal Tebet, Rohman (43) mengaku senang bisa mengajak keluarga ke Flona 2019.

"Senang Nas, bisa ajak belajar anak-anak lihat tanaman dan hewan di sini, memang menarik karena sangat mirip sama aslinya hewan-hewan ini. Biasa kan anak-anak lihat di TV aja," jelasnya kepada Kompas.com

Pameran Flona baru digelar pada Jumat (6/9/2019) lalu. Pengunjung bisa ke sini dari pagi hingga malam hari. Lokasinya di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. 

Bukan hanya stan ragunan, stan kota administrasi lainnya seperti Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara dll juga turut meramaikan pameran Flona 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com