Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2019, 20:24 WIB
Hilel Hodawya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota Institut Teknologi Kalimantan Farid Nurrahman menyebut konsep "Forest City" untuk ibu kota baru hanyalah ungkapan simbolis di hadapan publik.

Hal ini dia sampaikan dalam gelar wicara bertema "Ecofriendly Capital of Indonesia" di Jalan Pejaten Raya, Jakarta Selatan pada Senin (9/9/2019).

"Saya tidak pernah melihat konsep kota yang jelas dalam rencana tata ruang kota mana pun di Indonesia. Karena ini hanya simbolis buat ngomong ke publik aja," ujar Farid.

Menurut dia, konsep perkotaan akan berbeda di pikiran setiap orang.

"Jadi dari pada bicara soal kota hutan, mending diperjelas 180.000 hektar ini yang boleh dibangun berapa, yang tidak boleh dibangun berapa," ucap Farid.

Baca juga: Usung Konsep Forest City, 50 Persen Ibu Kota Baru Akan jadi RTH

Di negara Malaysia, sebuah wilayah dibangun dengan konsep "Forest City". Bila mengacu pada daerah tersebut, lahan berupa forest yang artinya hutan justru tak dapat ditemukan.

Lokasi tersebut hanya didominasi oleh bangunan tinggi bertingkat serta jalan raya yang melintang.

Menurut Farid, konsep tata ruang di Indonesia dengan Malaysia berbeda. Oleh sebab itu, perlu ada pembahasan tentang calon ibu kota negara nantinya mau dibangun seperti apa.

"Desainnya bagaimana, vertical building, atau compact city, atau sustainable berkelanjutan yang sosial ekonominya seperti apa," ungkap dia.

Baca juga: Walhi Pertanyakan Konsep Forest City Pemerintah untuk Ibu Kota Baru

Farid menambahkan, ibu kota negara yang bagus dan bisa dicontoh adalah Washington DC. Kota tersebut merupakan ibu kota negara yang memang compact di mana orang-orangnya banyak berjalan kaki.

"Kota yang pejalan kakinya hidup, kotanya itu akan hidup. Karena dengan berjalan kaki, masyarakat lebih punya rasa interaksi yang lebih tinggi," ucap Farid.

Ia khawatir, ibu kota yang sudah dibangun nantinya akan mengalami kekosongan pada akhir pekan karena sebagian besar pekerjaan masih dilakukan di Jakarta. Inilah yang akan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi para pengembang.

"Ini PR banget bagi para planners. Mereka harus bisa menjawab tantangan kita ini," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com