Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jajal Fasilitas di Terminal Tanjung Priok, Ini Kata Para Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 10/09/2019, 22:26 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain mendatangi Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara, 70 penyandang disabilitas yang diajak Kementerian Perhubungan juga mengunjungi Terminal Tanjung Priok untuk mengecek apakah pusat pelayanan transportasi darat itu ramah disabilitas.

Baru saja tiba di lokasi stasiun, komentar pertama langsung disampaikan oleh Hajad Suhajad (45), tuna netra yang ikut dalam rombongan tersebut.

"Ini enggak ada guiding block-nya (jalur kuning pemandu tuna netra," kata Hajad di lokasi terminal.

Ia kemudian harus meminta bantuan petugas untuk menunjukkan arah menuju toilet terminal. Seorang penyandang tuna netra lainnya bernama Jona Damanik (44) juga ikut masuk ke toilet terminal tersebut.

Jona lalu memuji fasilitas toilet dari terminal Tanjung Priok yang sudah menyediakan toilet untuk penyandang disabilitas.

Baca juga: Kritikan Penyandang Disabilitas soal Fasilitas Stasiun Tanjung Priok Akan Sampaikan ke PT KAI

"Tapi kayaknya kurang lebar ya buat pengguna kursi roda," ujarnya.

Satu hal lain yang dikomentari Jona yaitu belum adanya speaker yang terpasang di terminal sehingga menyulitkan para tuna netra. Mereka masih harus bergantung kepada para penjual karcis untuk mengetahui apakah kendaraan yang ingin mereka tumpangi akan segera berangkat.

Sebagian kelompok penyandang disabilitas ini kemudian berpindah menuju halte Transjakarta yang sudah terintegrasi dengan terminal tersebut.

Seorang pegguna kursi roda kemudian memuji tanjakan menuju halte karena cukup landai sehingga tidak menyulitkan mereka untuk naik ke halte.

"Haltenya juga tidak terlalu tinggi dibandingkan halte Transjakarta lain," ucap pria tersebut.

Pujian juga disampaikan oleh Budi Darmawan (35) seorang penyandang disabilitas lainnya. Namun ia tetap memberi beberapa catatan mengenai halte tersebut.

Baca juga: Penyandang Disabilitas Kritik Sejumlah Fasilitas yang Ada di Stasiun Tanjung Priok

Pertama yaitu mengenai jarak antara bus dengan peron halte yang cukup jauh. Ia menyarankan kepada salah seorang petugas dari Transjakarta untuk mencari inovasi untuk memangkas jarak tersebut agar tidak membahayakan para difabel.

"Terus di bus ini juga tidak ada tempat untuk pengguna kursi roda tanpa harus melipat kursinya, jadi ke depannya mungkin bisa disediakan entah di belakang atau di depan," ujarnya.

Adapun kegiatan pengecekan ini dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dalam rangka menyambut Hari Perhubungan Nasional.

Kegiatan ini diharapkan menumbuhkan komitmen bersama agar lokasi pelayanan transportasi ramah disabilitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com