Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Keanehan Trotoar Kalimalang yang Berada di Tengah Jalan

Kompas.com - 16/09/2019, 08:32 WIB
Dean Pahrevi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada yang tak biasa dari trotoar di Jalan Raya Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Jika pada umumnya trotoar itu letaknya ada di tepi jalan, trotoar di Jalan Raya Kalimalang yang berada di tengah jalan.

Trotoar tak lazim itu letaknya ada di badan jalan, dibangun tidak memanjang, tetapi antar trotoar ada jarak sekitar lima meter.

Lebar tiap trotoar sekitar satu meter, membelah jalan tersebut menjadi seolah ada tiga jalur. Dua jalur arah Bekasi, satu jalur arah Jakarta.

Kompas.com menyusuri jalan yang terdapat trotoar tersebut. Uniknya, ditemukan trotoar yang letaknya hanya berjarak sekitar dua meter dari pembatas jalan.

Dikeluhkan pengendara

Keberadaan trotoar yang memakan badan jalan itu, bagi pengendara motor maupun mobil mengganggu kenyamanan berkendara.

Baca juga: Kata Pengamat soal Keanehan Trotoar Kalimalang yang Berada di Tengah Jalan

Bagaimana tidak, trotoar itu dinilai membahayakan pengendara.

Yono, pengendara sepeda motor yang kerap melintas di jalan tersebut mengatakan, pada malam hari, keberadaan trotoar itu membuat kaget dirinya karena berada di tengah jalan.

"Buat kita juga bisa saja bahaya, saya saja kadang suka enggak sadar kalau jalan lagi sepi ngebut bisa saja enggak kelihatan trotoarnya terus nabrak atau gimana kan," kata Yono di lokasi, Minggu (15/9/2019).

Trotoar juga disebut memperkecil lebar jalan sehingga pada jam-jam sibuk arus lalu lintas di jalan tersebut kerap macet.

Harus dibongkar

Sependapat dengan pengendara, Pengamat Transportasi Azaz Tigor Nainggolan menilai, letak trotoar yang berada di badan jalan itu berbahaya dan harus dibongkar.

Trotoar di Jalan Raya Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur, nampak berada di tengah jalan, Minggu (15/9/2019).KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI Trotoar di Jalan Raya Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur, nampak berada di tengah jalan, Minggu (15/9/2019).

Menurut dia, trotoar itu juga seakan tak berfungsi karena jarang ada pejalan kaki yang menggunakan trotoar tersebut.

"Ya itu harus dibongkar karena membahayakan, bikin kaget pengendara itu bahaya tiba-tiba nonjol ke tengah (jalan)," kata Tigor saat dihubungi Kompas.com, Minggu.

Dia berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa segera membongkar trotoar yang dinilainya aneh itu.

Kurang pengawasan

Tigor juga menilai keberadaan trotoar itu seakan kurang ada pengawasan dari DPRD Provinsi DKI.

Baca juga: Anies Perintahkan Wali Kota Jaktim Perbaiki Trotoar Kalimalang yang Berada di Tengah Jalan

Menurut dia, dalam membangun trotoar harus ada kajian yang rinci. Seperti, memperhitungkan kondisi jalan, fungsi trotoar nantinya di jalan tersebut, dan lainnya.

DPRD dinilai lalai dalam mengawasi pembangunan trotoar yang pada akhirnya bisa membahayakan pengguna jalan tersebut.

"Menurut saya itu (trotoar) aneh, kalau mau buat pemisah jalan ya pemisah jalan, trotoar ya trotoar. Jangan membahayakan pengguna jalan. DPRD harus mengevaluasi ini, harus ada pengawasan lah jangan diem saja," ujar Tigor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com