Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasang Filter Bukan Solusi, DPRD Minta Pabrik Alumunium di Cilincing Direlokasi

Kompas.com - 18/09/2019, 21:24 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI Viani Limardi menilai bahwa pemasangan filter penyaring udara di sekolah yang berada di sekitar industri pembakaran arang batok kelapa dan peleburan alumunium di Cilincing, Jakarta Utara bukanlah solusi permanen atau jangka panjang.

Viani yang telah mengunjungi lokasi tersebut pada Rabu (18/9/2019) pagi mengatakan dalam jangka 2 atau 3 bulan ke depan harus diganti.

"Menurut perspektif saya tadi saya ke situ, saya merasa bahwa ini bukan solusi permanen yang diberikan Pak Anies. Kertas-kertas filter itu 2 bulan 3 bulan dengan kondisi asap seperti itu akan hitam dan rusak. Harus diganti lagi sedangkan di situ anak SD semua," kata Viani saat ditemui Kompas.com di lantai 4, Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.

Baca juga: Camat Cilincing: Sebagian Pengusaha Arang Akan Pindah ke Kota Lain

Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta sudah harus mulai memikirkan solusi permanen dan menyelesiakan masalah dari akarnya.

Ada 2 opsi yang bisa dipilih oleh Pemprov DKI Jakarta, yakni merelokasi para pengusaha peleburan alumunium dan pembakaran arang batok kelapa atau meminta mereka untuk beralih profesi.

"Kita harus training mereka untuk bisa beralih profesi atau industri yang ramah lingkungan. Nah ini kita berharap pemprov bisa tegas jadi permanen saja jangan cuma kayak begini. Mungkin lama-lama mulai terlupakan akan beraktivitas lagi kan jadi kita akan dorong pemprov bisa tekan," ujar dia.

Saat mengunjungi lokasi, memang sudah ada aktivitas di industri-industri rumahan tersebut. Industri alumunium pun telah disegel menggunakan garis polisi.

Baca juga: ISPA hingga Pneumonia Menghantui Warga Sekitar Industri Pembakaran Arang di Cilincing

Ketika bertemu dengan warga, Viani mendapat banyak keluhan yang menyebut bahwa industri tersebut telah berlangsung bertahun-tahun.

"Sampai-sampai banyak anak kecil di situ itu flek paru-paru salah satu aku temuin 2 orang ibu dengan anak yang berbeda flek paru-paru. Terus aku tanya sekarang masih operasi enggak? Ada yang ngebakar? Itu sudah di police line karena viral, ribut, jadi enggak ada bakar-bakar," tutur Viani.

Sebelumnya, warga Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara mengeluhkan keberadaan industri rumahan pembakaran arang dari batok kelapa dan peleburan timahyang ada di Jalan Inspeksi Cakung Drain.

Alasannya, asap yang dikeluarkan dari sejumlah lapak tersebut kerap kali menyebabkan asap  tebal dan bau yang menyengat.

Akibatnya, salah seorang guru SDN Cilincing 07 pagi berinisial S mengalami pneumonia akut.

SDN tersebut pun terpapar banyak asap hingga keramik menjadi hitam. Bau arang dan lelehan timah juga selalu tercium di ruang kelas saat kegiatan belajar mengajar dilakukan.

Akhirnya pabrik dan industri pun telah disegel oleh polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Ojek Pangkalan yang Diduga Keroyok Pria di Stasiun Manggarai

Polisi Kantongi Identitas Ojek Pangkalan yang Diduga Keroyok Pria di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Dikeroyok Ojek Pangkalan saat Jemput Pacar di Stasiun Manggarai

Seorang Pria Diduga Dikeroyok Ojek Pangkalan saat Jemput Pacar di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Ahmed Zaki Klaim Telah Dapat Dukungan Masyarakat Buat Maju di Pilkada DKI 2024

Ahmed Zaki Klaim Telah Dapat Dukungan Masyarakat Buat Maju di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Sespri Iriana Maju Pilkada Bogor, Pengamat : Bakal Kerja Ekstra jika Tak Punya Modal Politik

Sespri Iriana Maju Pilkada Bogor, Pengamat : Bakal Kerja Ekstra jika Tak Punya Modal Politik

Megapolitan
Ibu di Jaktim Paksa Anak Aborsi, Polisi: Penjual Obatnya Masih Dikejar

Ibu di Jaktim Paksa Anak Aborsi, Polisi: Penjual Obatnya Masih Dikejar

Megapolitan
Pria Baruh Baya Tewas Dianiaya Orang Tak Dikenal di Bogor

Pria Baruh Baya Tewas Dianiaya Orang Tak Dikenal di Bogor

Megapolitan
Hasil Tes Urine, 3 ASN Pemkot Ternate Positif Narkoba

Hasil Tes Urine, 3 ASN Pemkot Ternate Positif Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Pembunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Pembunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk Ditembak Polisi

Megapolitan
Sespri Iriana Maju Jadi Cawalkot Bogor, Pengamat: Pengaruh Jokowi Belum Tentu Bisa Signifikan pada Pilkada 2024

Sespri Iriana Maju Jadi Cawalkot Bogor, Pengamat: Pengaruh Jokowi Belum Tentu Bisa Signifikan pada Pilkada 2024

Megapolitan
Rosmini Si Pengemis Viral Sudah Dibawa Pulang Keluarga Setelah Dirawat di RSJ Bogor

Rosmini Si Pengemis Viral Sudah Dibawa Pulang Keluarga Setelah Dirawat di RSJ Bogor

Megapolitan
Soal Sespri Iriana Maju pada Pilkada Bogor, Akan Ada Campur Tangan Jokowi tapi Tak Signifikan

Soal Sespri Iriana Maju pada Pilkada Bogor, Akan Ada Campur Tangan Jokowi tapi Tak Signifikan

Megapolitan
Sempat Mogok Kerja, Sopir Truk Sampah di Bogor Bertugas Kembali

Sempat Mogok Kerja, Sopir Truk Sampah di Bogor Bertugas Kembali

Megapolitan
Seorang Pria di Depok Tiba-tiba Meninggal Saat Menumpang Angkot

Seorang Pria di Depok Tiba-tiba Meninggal Saat Menumpang Angkot

Megapolitan
Supian Suri Daftar Bacawalkot Depok ke Partai Gerindra

Supian Suri Daftar Bacawalkot Depok ke Partai Gerindra

Megapolitan
Maling Motor yang Dipukuli dan Diikat Lehernya oleh Warga Sunter Ternyata Residivis

Maling Motor yang Dipukuli dan Diikat Lehernya oleh Warga Sunter Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com