"Ya kalau buat nyuci-nyuci, saya beli air isi ulang sama tetangga saya dengan harga Rp 7.000-an, kalau air aqua asli palingan buat minum, saya beli Rp 18.000," kata Lies.
Baca juga: Lies Tidak Sendiri, Ini 5 Kisah Pemilik Rumah yang Tolak Digusur dan Nasib Rumah Itu Kini
Ibu Lies harus saling bahu membahu dengan suaminya mengangkut galon-galon tersebut ke rumahnya.
Meski hal itu telah menjadi aktivitas sehari-hari mereka, Ibu Lies mengaku merasakan sakit mengangkat galon itu. Apalagi di usia mereka yang sudah semakin tua.
"Ini kan jalan masuk ke rumah saya, lihat ya sempit terus licin, kadang kepeleset saya gara-gara ngangkut air," ucapnya.
Tak berhenti disitu, Ibu Lies mengaku pernah dimintai uang parkir oleh pengelola apartemen.
"Pernah dimintai Rp 500.000 untuk mobil dan Rp 300.000 untuk motor per bulan," ujarnya.
"Saya tidak mau, akhirnya sekarang gratis. Enak saja mereka minta-minta ke saya, orang ini tanah juga tanah nenek moyang saya," sambung dia.
Baca juga: Ramai Soal Rumah Reyot di Tengah Apartemen, Semewah Apa Apartemen Thamrin Executive Residence?
Ujungnya, Ibu Lies bisa masuk dengan bebas meski tetap membawa motor masuk ke samping rumahnya. Bahkan, Lies boleh parkir tepat di samping rumahnya bukan di tempat parkir para penghuni.
Sebenarnya, Ibu Lies memiliki properti lain yang bisa ditinggalinya bersama suami dan anak. Bahkan, ia punya rumah lain yang relatif mewah.
“Rumah saya di Bandung di pinggir jalan itu dua hektar, terus di Tangerang juga ada gede malah,” ujar Lies.
Selain memiliki rumah mewah, ia juga mengaku punya indekos yang dibelinya sejak dulu. Aset itu yang kini menjadi pemasukannya untuk hidup sehari-hari.
“Dulu pas masih muda saya investasi bangun kos sama rumah. Itu di Kebon Melati ada 12 pintu kosan saya, lalu ada juga di Taman Mini kosan saya 15 pintu,” kata Lies.
Meski memiliki rumah mewah lain, Lies tetap memilih tinggal di rumah tua tersebut.
“Saya lebih pilih tinggal di sinilah, udah nyaman. Ini (rumah) tumpah darah saya,” ujarnya.
Tetangga Ibu Lies mengatakan bahwa rumah Ibu Lies sempat ditawari Rp 3 Miliar plus satu buah unit apartemen di kawasan tersebut.