Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di Depan DPR, Kubu Mahasiswa yang Pro dan Kontra RUU Saling Sindir

Kompas.com - 23/09/2019, 17:37 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa yang melakukan aksi di depan Gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019) tampak bersaut-sautan orasi.

Massa aksi yang bersaut-sautan itu ialah massa yang pro akan adanya revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dengan massa yang kontra dengan UU KPK dan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Dua kubu massa yang berlawanan ini saling bersautan di atas mobil komando masing-masing.

Massa yang kontra bersikeras menolak revisi UU KPK dan RKUHP.

"Tolak RUU, tolak RUU, tolak RUU sekarang juga," ujar orator melalui mobil komando, Senin.

Orasi penolakan ini langsung ditepis oleh massa yang mendukung itu. Mereka mendukung revisi UU KPK termasuk pimpinan KPK terpilih.

Baca juga: Demo di Depan DPR, Mahasiswa Sebut RKUHP Ngawur

Bahkan, massa yang pro akan adanya revisi UU KPK dan RKUHP ini mempertanyakan dasar penolakan mahasiswa yang kontra.

"Kawan-kawan atas dasar apa menolak revisi UU KPK, kalau kawan-kawan mau berargumentasi mari kita berargumentasi. Saya dari kampus kecil mari berargumentasi," ujar orasi massa yang pro.

Pendemo yang pro juga menyindir massa yang kontra akan RKUHP dan revisi UU KPK.

"Saya kira kawan-kawan dari kampus besar belum memaknai asas perjuangan. Sering-sering turun ke jalan supaya kita tau persoalan rakyat jangan hanya ada RUU baru ke jalan," katanya.

Mereka juga menyebut bahwa para mahasiswa kontra yang hadir dalam aksi ini merupakan suruhan kakak tingkatnya.

Baca juga: Ada Massa Pro dan Kontra RKUHP Demo di Depan DPR, Polisi Buat Pemisah

"Paling kalian suruhan kakak kelasnya untuk demo, sini kami beri pelajaran tentang kemanusiaan satu SKS (sistem kredit semester)," ujar pendemo yang pro.

"Kalian jangan seperti penonton bola adik-adik," katanya.

Mendengar ocehan dari mobil komando kubu seberang, massa yang menolak revisi UU meminta kelompok mereka untuk tak terprovokasi.

"Jangan terprovokasi kawan-kawan, jangan terprovokasi kawan-kawan," kata orator.

"Massa bayaran, massa bayaran, massa kok tua banget," kata mahasiswa kontra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com