Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Pengeroyokan Demonstran di JCC, Aksi Brutal Polisi hingga Intimidasi Wartawan

Kompas.com - 26/09/2019, 10:35 WIB
Hilel Hodawya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat kepolisian melakukan pengeroyokan di tengah kerusuhan pasca demo mahasiswa di depan gedung DPR, Selasa (24/9/2019).

Berikut fakta mengenai kronologi peristiwa tersebut, mulai dari pengeroyokan demonstran hingga mengintimidasi wartawan.

1. Mahasiswa kepung pintu samping JCC

Sekitar pukul 19.00, pintu samping JCC, dekat Jembatan Ladogi, Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, dikepung oleh mahasiswa.

Mahasiswa tersebut adalah demonstran yang sebelumnya telah dipukul mundur dari depan gedung DPR.

Baca juga: Polisi Keroyok Demonstran di JCC, Korban Lemas tapi Terus Diinjak

 

Polisi kewalahan menghadi mahasiswa yang jumlahnya cukup banyak.

Mereka berkali-kali menembakkan kembang api dan gas air mata. Namun, banyak mahasiswa yang masih tetap bertahan.

2. Satu persatu polisi tumbang

Satu persatu polisi tumbang pasca bentrok dengan demonstran.

Sejumlah polisi terluka, beberapa terluka di bagian kaki, ada juga yang terluka di bagian kepala.

Baca juga: Kronologi Intimidasi yang Diterima Jurnalis Kompas.com Saat Rekam Pengeroyokan di JCC

Rekan polisi lainnya membopong polisi yang terluka masuk ke dalam JCC.

Beberapa polisi juga mengalami sesak napas dan langsung diberi pertolongan oksigen.

3. Tiga orang demonstran diamankan

Aparat kepolisian mengamankan tiga orang demonstran.

Satu di antaranya berjaket almamater, sementara dua orang lainnya bertelanjang dada.

Tidak diketahui pasti alasan ketiga demonstran tersebut diamankan.

4. Wartawan Kompas.com merekam dari dalam JCC

Seorang pria dibawa secara kasar oleh aparat kepolisian ke dalam gedung JCC.

Wartawan Kompas.com merekam kejadian tersebut dari balik dinding kaca.

Baca juga: [VIDEO] Detik-detik Polisi Intimidasi Wartawan Kompas.com Peliput Pengeroyokan Usai Demo di DPR

 

Tak lama, seorang pejabat polisi meminta untuk berhenti merekam. Ia juga memaksa agar video tersebut dihapus.

Wartawan Kompas.com menjelaskan identitasnya dan profesinya yang dilindungi oleh UU Pers. Namun, sang polisi tetap tak peduli dan marah.

5. Polisi menginjak dan memaki salah seorang demonstran

Tak lama setelah itu, salah satu demonstran yang diamankan menjadi sasaran amarah polisi. Belasan polisi menyeret dan mengelilinginya.

Dengan bertelanjang dada, ia tersungkur sementara polisi terus menginjaknya tanpa ampun dan memakinya.

Pukulan dan injakan diarahkan ke bagian dada dan wajahnya, sampai berlumuran darah.

Tak lama kemudian, pria itu tampak lemas tak bergerak.

6. Intimidasi wartawan oleh polisi

Para polisi tersadar aksi mereka terekam oleh kamera.

Salah seorang komandannya memelototi dan meminta agar sang wartawan menghapus video tersebut.

Baca juga: Rekam Pengeroyokan di Samping JCC, Jurnalis Kompas.com Diintimidasi Polisi

 

Mereka juga berusaha merampas ponsel tersebut. Namun, usaha tersebut gagal karena ponsel segera diselipkan ke pakaian dalam.

Para polisi pun mencoba untuk memukul dan mengintimidasi sang wartawan.

7. Wartawan diselamatkan polisi lainnya

Seorang polisi lainnya menyelamatkan wartawan Kompas.com.

Ia menjelaskan bahwa pasukan Brimob sedang mengamuk dan meminta sang wartawan untuk mengerti.

Wartawan pun dijauhkan dari kerumunan polisi tersebut. Setelah beberapa lama, ia baru diperkenankan untuk pulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com