Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerang Hijau Senjata Alami Jernihkan Teluk Jakarta

Kompas.com - 07/10/2019, 10:55 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Semua orang terkesima ketika melihat satu kilo kerang hijau (Perna viridis) dalam kondisi hidup dimasukkan ke dalam akuarium berisi air yang sangat keruh, coklat pekat dan tebal oleh lumpur sedimentasi.

Dua akuarium berisi air dengan kualitas yang sama, yakni keruh dan kotor, dipajang di hadapan para peserta kegiatan Restorasi Kerang Hijau di tepian Pantai Ancol, dekat Bandar Jakarta, Jakarta Utara, Minggu (6/10/2019).

Bak melihat pertunjukan sulap, air yang kotor lambat laun berubah jernih sedikit demi sedikit.

Sementara akuarium yang dibiarkan kosong tanpa diisi kerang tetap kotor mengeruh.

Sebagian besar peserta tidak menyangka, kerang hijau memiliki kemampuan luar biasa untuk menjernihkan air secara alami.

Kebanyakan mereka hanya tahu kerang hijau enak untuk disantap bersama nasi atau biasa ditemukan di penjual keliling di sekolah.

Kemampuan kerang hijau menjernihkan air laut dalam satu jam telah teruji dari percobaan yang dilakukan oleh Departemen Konservasi PT Pembangunan Jaya Ancol pada 2018 saat program restorasi kerang hijau akan dimulai.

"Satu kilogram kerang hijau mampu menjernihkan 10 liter air laut dalam waktu satu jam," kata Manajer Konservasi PT Pembangunan Jaya Ancol Yus Anggoro Saputra menerangkan simulasi tersebut, seperti dikutip Antara.

Baca juga: 3 Ton Kulit Kerang Hijau Ditebar di Ancol untuk Jernihkan Teluk Jakarta

Simulasi tadi menampilkan sejumlah fakta, yakni kondisi air laut di Teluk Jakarta yang keruh dan kotor karena sedimentasi, serta kekuasaan Tuhan terhadap kerang hijau sebagai penyaring alami menjadi solusi persoalan laut Ancol yang tercemar dan kotor.

Yus yang bergelar dokter hewan mengatakan, Laut Ancol bagian dari Teluk Jakarta secara alami merupakan habitat dari berbagai jenis biota laut, seperti kerang hijau, kepiting batu, ketang-ketang, angle fish, ubur-ubur, baronang, sembilang, dan damsel.

Teluk Jakarta menjadi muara 13 sungai yang mengalir di sepanjang kawasan Jabodetabek.

Catatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2018, setiap hari sebanyak 21 ton sampah mengalir di sungai tersebut masuk ke Teluk Jakarta.

Aliran air membawa material limbah cair dari pemukiman, perkotaan, ataupun industri yang mencemari perairan Teluk Jakarta hingga mengancam ekosistem hewan laut tersebut.

Kawasan pantai yang dikelola PT Pembangunan Jaya Ancol berada dekat dengan Ibu Kota DKI Jakarta dijuluki jendela Indonesia yang harus terus dijaga.

Kawasan ini juga menjadi areal rekreasi yang setiap tahun didatangi pengunjung dari berbagai wilayah di Indonesia.

Merestorasi kerang

Melindungi dan memperbaiki wilayah perairan Teluk Jakarta menjadi keharusan untuk dilakukan.

Merestorasi perairan Ancol dengan introduksi kerang hijau sebagai penyaring alami di Teluk Jakarta menjadi misi untuk memperbaiki kualitas laut Pantai Ancol.

Upaya ini menjadi yang pertama kali dilakukan di Indonesia.

"Di Indonesia, Ancol yang pertama melakukan restorasi kerang hijau," kata Yus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com