Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Sebut Pelebaran Trotoar Dapat Membuat Konsistensi Lajur dan Atasi Kemacetan

Kompas.com - 24/10/2019, 18:55 WIB
Nursita Sari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pelebaran trotoar di Jakarta salah satunya bertujuan untuk menyamakan jumlah lajur di ruas jalan.

Saat ini, banyak ruas jalan yang memiliki lajur berbeda. Misalnya, satu segmen ruas jalan memiliki tiga lajur. Namun, pada segmen berikutnya di ruas jalan tersebut, hanya ada dua lajur. Penyempitan lajur ini menimbulkan kemacetan.

"Yang penting konsistensi lajur karena salah satu sebab mengapa terjadi kemacetan karena lajurnya tidak konsisten, dua lajur, berubah jadi tiga, berubah jadi dua lagi, akhirnya menyebabkan justru kemacetan," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Karena itu, Pemprov DKI Jakarta akan membuat lajur pada sebuah ruas jalan konsisten atau sama. Dengan demikian, kemacetan karena lajur yang tidak konsisten bisa diatasi.

Baca juga: 2 Tahun Anies Pimpin DKI, Pemprov Jakarta Klaim Trotoar Makin Nyaman dan Transportasi Terintegrasi

"Dibuatkan konsisten, itu yang sedang dilakukan," kata Anies.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho sebelumnya mengatakan, lajur jalan akan dibuat konsisten.

Contohnya, ada ruas jalan yang memiliki tiga lajur pada satu segmen dan empat lajur pada segmen yang lain.

Pada segmen yang memiliki empat lajur, satu lajur paling kiri akan dijadikan trotoar. Dengan demikian, ruas jalan tersebut memiliki lajur yang konsisten, yakni tiga lajur.

"Kan kadang ada di sananya tiga (lajur), kemudian di sininya empat, makanya kita konsistensi lajurnya dulu. Yang empat kita ambil satu (menjadi trotoar)," kata Hari, Selasa (27/8/2019).

Dalam rapat pembahasan rancangan kebijakan umum anggaran-prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) untuk rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI 2020 pada Rabu (23/10/2019), anggota DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga memprotes revitalisasi trotoar yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

Sebab, proyek pelebaran trotoar memakan badan jalan sehingga menimbulkan kemacetan.

Seorang warga bernama Andhika Tambunan juga mengkritisi kebijakan Anies soal pelebaran jalan trotoar.

"Ada pelebaran trotoar tapi malah mempersempit jalan utama. Tujuannya supaya masyarakat banyak menggunakan sepeda misalnya, tapi faktanya tidak begitu, malah menambah kemacetan karena jalan utamanya semakin sempit," kata Andhika, Jumat (18/10/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com