Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2019, 19:21 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com — Kepolisian telah memeriksa bahan cairan yang disiramkan FY (29) kepada enam korban di tiga wilayah di Jakarta Barat.

Kepala Bidang Kimia dan Biologi Forensik Publasfor Bareskirm Polri Kombes Andi Firdaus mengatakan, hasil pemeriksaan, cairan tersebut merupakan soda api yang dilarutkan dalam air.

"Dalam pemeriksaan kita di TKP (tempat kejadian perkara) dan barang bukti kita temukan bahan yang sama TKP pertama, kedua, dan ketiga, yaitu soda api," kata Andi di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (16/11/2019).

Baca juga: Motif Pelaku Penyiraman Air Keras di 3 Lokasi di Jakbar: Agar Menderita Sepertinya

Menurut Andi, cairan yang digunakan pelaku untuk menyiram pelajar dan tukang sayur dikategorikan berbahaya.

Soda api dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang terpapar.

"Kalau air keras itu tingkat keasaman tinggi. Ini bisa didapat di toko bahan bangunan. Tapi bahan ini termasuk bahan berbahaya, menyebabkan iritasi kulit bila disiramkan tersangka ke korban," katanya.

FY ditangkap setelah beraksi di tiga wilayah di Jakbar.

Baca juga: Psikolog: Pelaku Penyiraman Air Keras di Jakbar Melakukan Dengan Sadar

Berdasarkan hasil pemeriksaan penyidik bersama psikolog, pelaku mengaku melakukan penyiraman secara sadar.

Meski semua korban merupakan perempuan, pelaku mengaku secara acak mencari korban.

Pelaku mengaku melakukan penyiraman air keras agar orang lain merasakan seperti penderitaan yang dialaminya.

Pelaku mengaku pernah mengalami kecelakaan jatuh dari lantai 3, beberapa tahun lalu. Dalam insiden tersebut, pelaku kekurangan uang untuk membiayai pengobatan. Ia merasa kurang diperhatikan.

"Lalu mengalami kesulitan dalam pembiayaan pengobatan dan karena rasa marah itu dia lampiaskan kepada orang lain dengan harapan orang lain akan merasakan apa yang dia rasakan," kata psikolog klinis Kasandra Putranto yang dilibatkan dalam pemeriksaan.

Baca juga: Mengenal Air Keras, Efek dan Bahayanya pada Tubuh Manusia...

Teror penyiraman air keras belakangan terjadi di tiga wilayah di Jakarta Barat. Korbannya adalah para perempuan.

Pertama, dua siswi SMPN 229 Jakarta Barat A dan PN diserang pelaku misterius dengan menggunakan air keras. Aksi penyiraman itu terjadi saat kedua korban pulang sekolah, Selasa (5/11/2019).

Kedua, aksi serupa juga menimpa seorang penjual sayur keliling bernama Sakinah (60). Perempuan paruh baya itu disiram air keras pelaku misterius di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (8/11/2019) malam.

Ketiga, penyerangan yang menimpa enam siswi SMPN 207 Jakarta Barat. Mereka disiram air keras di Jalan Mawar, Srenseng, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (15/11/2019).

Saat kejadian, enam orang yang menjadi korban baru saja pulang dari sekolah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Massa Demo Pro-Kontra Pemerintah di DPR Saling Lempar Botol

Massa Demo Pro-Kontra Pemerintah di DPR Saling Lempar Botol

Megapolitan
Sekolah di Dekat KPU dan Bawaslu RI Diliburkan saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Sekolah di Dekat KPU dan Bawaslu RI Diliburkan saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Polsek Tanjung Priok Larang Kegiatan 'Sahur on The Road'

Polsek Tanjung Priok Larang Kegiatan "Sahur on The Road"

Megapolitan
Fokus ke Pilpres, Perolehan Kursi Gerindra di DPRD DKI Merosot

Fokus ke Pilpres, Perolehan Kursi Gerindra di DPRD DKI Merosot

Megapolitan
Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Maling Brankas di Ciracas Sudah Pantau Situasi 3 Hari Sebelum Beraksi

Megapolitan
Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Adian Napitupulu Ajak Pedemo Audiensi Soal Hak Angket di Dalam Gedung DPR

Megapolitan
Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Tamin: Saya Enggak Menyangka Bisa Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Penerangan JPO Depan Trisakti Dikeluhkan Redup, Pengamat: Jangan-jangan Tidak Ada Anggaran...

Megapolitan
Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Penyalurannya Tak Merata, Golkar DKI Usul Bantuan KJP Dialihkan Jadi Sekolah Gratis

Megapolitan
Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Dokter Gadungan di Bekasi Praktik 5 Tahun, Mengaku Terdesak Kebutuhan Ekonomi

Megapolitan
Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Usul KJP Dialihkan untuk Sekolah Gratis, F-Golkar: Anggaran Hanya Beda Dikit

Megapolitan
Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi 'Food Estate' Jakarta

Heru Budi Bakal Kembangkan Kepulauan Seribu Jadi "Food Estate" Jakarta

Megapolitan
Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Ada Demo, Arus Lalu Lintas di Depan Gedung DPR/MPR Dialihkan

Megapolitan
Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Barista Kedai Kopi di Jaksel Luka-luka Usai Diserang Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Ada Demo di Depan DPR, Polisi Tutup Jalan Gatot Subroto Arah ke Slipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com