Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Kontrakan yang Menewaskan Anak di Tangsel Sudah Dua Kali Terjadi

Kompas.com - 18/11/2019, 16:00 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com — Kebakaran di rumah kontrakan yang menewaskan anak berinisial Z (10) di Gang Sayur Asem, RT 014/004, Setu, Tangerang Selatan, Minggu (17/11/2019) sore, sudah terjadi dua kali.

"Sebelumnya kebakaran juga pernah terjadi satu bulan lalu. Jadi kebakaran sudah dua kali," kata salah satu warga setempat yang juga pemerhati anak, Rida (50), saat ditemui di lokasi, Senin (18/11/2019).

Menurut Rida, kebakaran sebelumnya disebabkan api yang muncul dari rumah kontrakan yang dihuni Z dan bapaknya Suhin.

Baca juga: Kebakaran di Tangsel, Seorang Anak Terjebak hingga Tewas

Saat itu, Z yang berkebutuhan khusus diduga memainkan kompor di kontrakan.

"Api kebakaran sebelumnya dari kompor yang dinyalakan Z karena mungkin lapar kali ya. Bapaknya kan kerja," tutur Rida.

Kebakaran yang pertama dapat ditangani warga dengan cepat.

Beberapa penghuni kontrakan lain yang berdekatan dengan tempat tinggal Z berupaya memadamkan api yang saat itu belum terlalu besar.

"Pada saat itu kontrakan Z dikunci. Untungnya warga setempat langsung memadamkannya," ucap Rida.

Baca juga: Dipasung Bapaknya, Anak Tewas Terjebak Kebakaran di Tangsel

Menurut Rida, setelah kebakaran pertama, para tetangga ketakutan. Dua penghuni kontrakan sebelah kanan yang bertetangga dengan Z memutuskan untuk pindah.

Kemudian, kebakaran kedua kembali terjadi pada Minggu (17/11/2019) sore. Dugaannya, Z bermain korek.

"Dua kontrakan sampingnya kosong karena kejadian pertama itu. Maka, pada saat proses pemadaman kebaran kemarin itu petugas pemadam naik untuk memadamkan," katanya.

Saat kebakaran Minggu sore, Z terjebak di dalam rumah lantaran dirinya dirantai oleh bapaknya. Z tewas di lokasi.

Rida mengaku merawat Z setelah ibunya meninggal sekitar 40 hari lalu. Sementara bapaknya Z setiap hari bekerja serabutan.

Menurut Rida, Z terpaksa dirantai oleh bapaknya agar tidak kabur dan mengganggu tetangga.

"Iya (dirantai) karena anak ini hiperaktif banget. Bisa kabur ke mana-mana. Jadi kalau saya pikir enggak bisa disalahkan juga bapaknya merantai itu," kata dia.

Selama ini, kata Rida, Z memang memiliki keterbelakangan mental. Jika berkeliaran, Z dapat mengacak-ngacak warung kelontong hingga kekhawatiran terjadi kecelakaan.

Karena itulah, Z dirantai oleh bapaknya di rumah kontrakan berukuran sekitar 3 x 6 meter itu.

"Saya juga sempat mengurusnya. 24 jam saja saya urus enggak sanggup saya. Saya mau shalat, saya bawa. Jam 03.00 pagi loncat pagar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com