Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Tanah Ambles di Pondok Ranji, 4 Motor Terperosok hingga Warga Ingin Mengungsi

Kompas.com - 28/11/2019, 09:00 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN,KOMPAS.com - Penghuni rumah kontrakan Wisma Indah Jalan Kramat, Kelurahan Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Rabu (27/11/2019) pagi, kaget dan panik.

Hal ini lantaran mereka mendengar suara cukup keras dan melihat sebagian tanah depan pelataran kontrakan ambles secara tiba-tiba.

Satu sepeda anak-anak dan empat motor matic yang terparkir sebelumnya di depan rumah kontrakan ikut terperosok. 

Dari kesaksian warga setempat, Aji (30) mengatakan, peristiwa amblesnya pelataran kontrakan itu terjadi sekitar pukul 05.30 WIB.

Tak ada tanda-tanda terjadinya ambles tanah yang berkonblok itu sebelumnya.

"Tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Saya habis subuh itu aja masih biasa aja. Tiba-tiba tanah ambles aja," kata Aji saat ditemui di lokasi kejadian.

Untungnya, tak ada korban akibat amblesnya tanah pelataran rumah kontrakan tersebut.

"Alhamdulillah tidak ada korban saat tanah amblas. Cuma motor milik empat kontrakan yang depannya ambles aja ini ikut tercebur," lanjut dia.

Kejadian tersebut membuat halaman kontrakan menjadi berlubang dengan kedalaman 2 meter dan lebar 3 meter. 

Penghuni juga sulit keluar kontrakan karena harus melewati halaman yang ambles tersebut.

Para penghuni 25 kontrakan yang kgawatir bencana akan melebar ke titik tempat tinggalnya lebih memilih untuk keluar rumah.


Cuti Kerja

Amblesnya pelataran tanah terjadi tepat di bagian tengah posisi kontrakan yang memanjang dan saling berhadapan.

Sedikitnya ada empat penghuni kontrakan bagian pojok yang tak dapat melintasi jalur keluar karena terhalang lubang.

Aji yang khawatir dengan kondisi tersebut memutuskan untuk tak masuk kerja.

Baca juga: Halaman Kontrakan di Pondok Ranji Ambles, Penghuni Ketakutan hingga Cuti Kerja

"Iya untuk hari ini saya memutuskan untuk tidak masuk kerja. Saya ambil cuti khawatir juga liat ambles di depan rumah kaya gini," kata Aji.

Meski kontrakannya tak berdampak langsung, namun Aji khawatir kepada keluarganya jika tanah yang ambles semakin meluas.

"Sebenarnya kan rumah depannya saya tidak kena. Samping rumah aja cuma kan posisi rumah saya dipojok nggak bisa lewat. Khawatir juga sama keluarga," ucap dia.


Ingin mengungsi

Aji yang khawatir ablesnya tanah akan meluas memutuskan untuk mengungsi sementara.

"Paling nanti ke orangtua ngungsi sementara karena takutnya hujan gede akan ambles lagi," kata Aji.

Setelah ambles, pelataran tersebut telah diperbaiki oleh tukang suruhan pemilik kontrakan dengan melakukan penggalian sebelum kembali diuruk puing.

Selama perbaikan itu lah Aji beserta istri dan anak akan mengungsi ke rumah orang tuanya.

"Rencana ya paling sampai perbaikan ini selesai. Ini kan kejadian tiba-tiba takutnya terjadi lagi sebelum diperbaiki," kata Aji.

Dugaan penyebab Ambles

Halaman berkonblok ambles di rumah kontrakan diduga disebabkan tanah yang lunak. 

Sebab, sebelumnya tanah tersebut posisinya miring dan kemudian dibuat rata.

Baca juga: Halaman Kontrakan di Pondok Ranji Ambles Diduga Akibat Tanah yang Lunak

"Kalau dugaan sih sepertinya tanah ini mungkin gembur. Karena sebelumnya kan ini tanah kosong yang posisinya miring terus dibuat rata karena saya juga pekerjanya saat itu. Mungkin tergerus air," kata salah satu warga setempat, Sugiyono, saat ditemui di lokasi.

Selain tanahnya yang gembur, Sugiyono menduga masih adanya sisa-sisa akar pohon pisang yang sebelumnya tertanam dapat menyerap air hingga menjadi beban.

"Pohon pisangnya tak suruh buangi enggak tau dimasukin diresapan atau apa. Terus diuruk, barang kali amblesnya di pas bonggol pisang itu. Ini resapan dulu kan ada sumur gitu," kata dia.

Menurut Sugiyono, amblesnya tanah tersebut baru pertama kali terjadi sejak lebih dari lima tahun kontrakan tersebut berdiri.

"Baru pertama kali terjadi. Untungnya juga amblesnya di pelataran, alhamdulillah tidak ada korban juga," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com