Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Petugas PJL Atur Pelintasan KA Tanpa Palang di Stasiun Ancol

Kompas.com - 08/12/2019, 07:32 WIB
Audia Natasha Putri,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Ada tiga semboyan yang ia sering gunakan untuk mengatur perlintasan, yaitu semboyan 1, semboyan 2, dan semboyan 3.

Semboyan 1 mengisyaratkan bahwa pelintasan yang akan dilewati berstatus aman. Kereta boleh melintas seperti biasa dengan kecepatan yang ditetapkan dalam peraturan perjalanan.

Untuk semboyan 2, terdiri dari semboyan 2A dan 2B. Semboyan 2A mengisyaratkan bahwa kereta tidak boleh melintas lebih dari 40km/jam.

Sedangkan 2B mengisyaratkan bahwa kereta tidak boleh melintas lebih dari 20km/jam. Semboyan ini memiliki isyarat bahwa masinis kereta harus melintas lebih hati-hati.

Sedangkan semboyan 3 mengisyaratkan bahwa perlintasan berstatus tidak aman atau bahaya. Semboyan 3 ini menggunakan bendera merah sebagai tanda isyarat. Sulaiman memberikan semboyan ini apabila terjadi kemacetan di pelintasan kereta.

Baca juga: Kisah Sulaiman, Bermodalkan Peluit dan Bendera Jaga Pelintasan di Stasiun Ancol

Untuk memberikan semboyan ini, Sulaiman harus berlari 500 meter ke arah kereta yang hendak melintas untuk mengisyaratkan bahwa kereta harus berhenti.

Setelah kereta melintas, ia menyambut kereta yang datang dan memberikan salam kepada masinis. 

Keempat, setelah kereta telah melintas, ia kembali mengizinkan para pegendara utuk melintas seperti biasa. Sulaiman lalu kembali ke pos dan memberi konfirmasi kereta telah melintas dan menginfokan bahwa kereta hendak melintas ke pos JPL terdekat.

Sulaiman juga selalu melihat jam untuk memantau pelintasan kereta, menerima sinyal kereta akan tiba dan berkomunikasi sesama PJL di pos JPL terdekat untuk mengetahui kedatangan kereta.

Terakhir, tak lupa ia kembali ke pos untuk mencatat nomor, waktu KA, dan pintu pelintasan dibuka kembali dalam sebuah buku laporan.

Dalam satu pos ditugaskan 4 petugas PJL yang terbagi dalam 3 shift. Shift pertama pada pukul 06.00-14.00, shift kedua pada pukul 14.00-20.00, dan shift ketiga pada pukul 20.00-06.00.

Selama bekerja, Sulaiman harus selalu siap siaga, berkonsentrasi penuh dan terjaga untuk mengawasi perlintasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com