Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Usul Julukan Kota Belimbing untuk Depok, Bukan Sekadar karena Banyak Kebun Belimbingnya

Kompas.com - 15/12/2019, 13:16 WIB
Anggita Nurlitasari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Awan mendung menyelimuti Kota Depok dan riuk suara gemuruh petir sesekali terdengar pertanda hujan akan turun lagi dengan deras.

Wewangian tanah sehabis hujan pun masih terasa sepanjang perjalanan menuju Kecamatan Beji, Kota Depok.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, sampailah pada sebuah bangunan tempat percetakan yang bernama Komunitas Bambu yang terletak di Jalan Taufiqurahman, Beji Depok.

Bangunan tersebut merupakan kediaman Sejarawan bernama JJ Rizal.

Ditemani dengan segelas teh hangat yang melengkapi suasana dingin di sore itu, dia pun mulai bercerita mengenai asal usul Kota Depok yang dikenal dengan sebutan Kota Belimbing.

Kata dia, julukan itu bukan sekadar tentang banyaknya kebun buah di Depok.

"Satu, itu sebenarnya konstruksi ya, dan konstruksi itu dibuat dari faktual di masa lalu yang Depok itu terkenal dengan petani kebun buah-buahan," Ujar Sejarawan JJ Rizal saat ditemui di kediaman, Minggu (15/12/2019).

Baca juga: Berkunjung ke Kebun Belimbing yang Masih Tersisa di Kota Belimbing Depok...

Sambil menyeruput teh hangat yang terlihat masih ada uap panasnya itu, Bang JJ melanjutkan ceritanya. Dia mengatajan Depok merupakan pemasok sebagian buah-buahan yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Kondisi tersebut juga digambarkan pada sebuah lagu tahun 1950-an yang berbunyi 'pepaya mangga pisang jambu dibawa dari pasar minggu'.

Dan memang benar isi lagu tersebut bahwa sebagian buah-buahan dari petani Kota Depok dipasarkan ke Jakarta dibawa menggunakan kereta api.

Namun seiring dengan berkembangnya zaman, pada tahun 1990-an terjadi perubahan politik di Depok. Kekuatan politik saat itu di Depok identik dengan ajaran islam.

Mereka menggunakan belimbing sebagai simbolisasi untuk mem-branding Kota Depok yang islami.

"Maksudnya itu rukun islam, karena segi belimbing ada lima, jadinya itu. Dari situ mulai cerita tentang depok sebagai kota belimbing," ujar JJ Rizal.

Baca juga: Cerita Haji Dhani, Puluhan Tahun Jualan Belimbing di Kota Belimbing Depok

Meski demikian, kebun-kebun belimbing sendiri memang benar ada di Kota Depok. Namun, kebun-kebun itu kini telah dibabat oleh pemilik properti.

Kebun belimbing itu habis diambil alih oleh properti misalnya di daerah sekitar Margonda yang dulunya banyak kebun belimbingnya.

"Ya ada sedikit, tapi karena lebih prospek orang menjualnya untuk kepentingan properti dibanding dijadikan sebatas kebun belimbing saja," ujar JJ Rizal.

Lambat laun, Depok juga sudah mulai berganti nama julukan. Bukan lagi Kota Belimbing tetapi berganti menjadi Smart City dan Kota Ramah Anak.

Namun, kata JJ Rizal, semua sematan itu dinilai tidak ada yang terbukti.

"Kota belimbing tapi kebunnya dihabisin oleh properti, SmartCity kotanya enggak smart, karena smart di mana kalo secara ekologi tidak ada tempat yang menunjukkan kota yang smart. Kalau kota ramah anak mana buktinya di Jalan Margonda orang dewasa mau menyebrang saja susah apalagi anak- anak," ujar JJ Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com