BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi mengakui bahwa jumlah sampah yang dihasilkan penduduk Kota Patriot itu tak seluruhnya dapat terangkut ke tempat penampungan akhir (TPA) Sumur Batu.
Kepala Dinas LH Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, setiap hari mencapai 1.800 ton sampah di Kota Bekasi.
Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 900 ton yang dapat diangkut.
"Sisanya tidak bisa terlayani karena ada beberapa faktor. Pertama karena armada kita juga terbatas. Tahun depan kita adakan 20 unit armada baru," jelas Yayan kepada wartawan di kantor Pemerintah Kota Bekasi, Selasa (17/12/2019) petang.
"Kemudian (kedua), pola pengangkutan kita juga dari rumah ke rumah. Sekarang baru akan kita coba pengangkutan di satu titik lewat TPS (tempat penampungan sementara)," tambah dia
Faktor terakhir sekaligus terpenting ialah daya tampung TPA Sumur Batu yang makin susut alias overload.
Yayan mengklaim, pihaknya sudah mengajukan permintaan perluasan lahan TPA Sumur Batu kepada Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi.
Namun, permintaan itu belum juga terpenuhi karena sulitnya pembebasan lahan.
Akhirnya, ada sekitar 800-900 ton sampah yang tidak terkelola dengan baik.
Perusahaan lingkungan hidup Waste4change sebelumnya merilis data bahwa Kota Bekasi jadi kota terparah se-Jabodetabek dengan potensi kebocoran sampah yang tak terkelola, ke sungai.
Jumlahnya mencapai 775 ton per hari, jauh di atas DKI Jakarta yang sebesar 365 ton per hari.
Yayan tak menampik angka itu. Namun, ia tak sependapat dengan asumsi bahwa sekitar 800 ton sampah yang tak terkelola tiap harinya itu otomatis masuk ke sungai dan berakhir di laut.
"Sampah yang tidak terangkut itu masih di wilayah yang tidak terangkut. Makanya ada beberapa di titik-titik tertentu ada penumpukan-penumpukan sampah," ujar Yayan.
"Itu lah yang sebenernya tidak terkelola. Kalau langsung mengalir ke sungai enggak, karena dia cuma belum terangkut ke TPA, jadi masih ada di sumber sampahnya," tutup dia.
Dalam data Waste4change yang diterima Kompas.com pada Senin (16/12/2019), jumlah sampah tak terangkut di Kota Bekasi jauh mengangkangi tiga kota satelit Ibukota lainnya, yakni Depok (273), Bogor (136), dan Tangerang (265).
Waste4change menjelaskan, ada berbagai sebab yang membuat Kota Bekasi menorehkan catatan buruk ini. Kombinasi dari minimnya pasukan pembersih sungai, tingginya jumlah penduduk, dan besarnya sampah yang tak terangkut ke TPA atau didaur ulang, adalah beberapa faktor utamanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.