JAKARTA, KOMPAS.com - Ini adalah cerita seorang bromocorah bernama Man Rambo. Masa mudanya dia habiskan dengan keluar masuk penjara.
Sekujur tubuhnya penuh luka, dari mulai bekas peluru hingga luka tusuk. Luka itu jadi saksi betapa kelam masa lalu Man Rambo.
Namun kini dia telah bertaubat. Kompas.com berbincang dengan Man Rambo tentang perjalanan hidupnya pada Rabu (18/12/2019).
Man Rambo yang sekarang tidak lagi akrab dengan kekerasan. Dia juga tidak pernah dekat dengan narkoba.
Untuk yang satu ini, dia mengaku tidak pernah mencobanya sama sekali. Man Rambo yang bertaubat kini pun sibuk keliling Pulau Jawa mengampanyekan antinarkoba.
Baca juga: Bromocorah yang Bertaubat Itu Bernama Man Rambo, Luka di Tubuhnya Jadi Saksi (Bagian 1)
Cerita sesal satu per satu kawannya yang jadi residivis narkoba perlahan-lahan lengket di kepala Rambo.
Ia mengaku tak pernah menyerah mewejangi kawan-kawannya yang residivis itu agar tak lagi mengonsumsi putaw, ekstasi, dan narkoba jenis lain.
Dalam wejangan-wejangannya, Rambo selalu memutar ulang senandung getir orangtua, istri, dan anak yang terpukul hebat ketika kawannya masuk penjara (lagi) atau masuk alam baka gara-gara narkoba.
17 Agustus 2018, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan ke-73 RI, Rambo merampungkan tantangan jalan kaki dari Jakarta ke Surabaya.
Pada hari yang sama, kawannya residivis narkoba dapat potongan masa kurungan dan sanggup menghirup udara segar.
Waras, nama kawannya itu, bersedih dan mengadu hebat pada Rambo. Beberapa tahun lalu, Waras hanya bisa berdoa di bui waktu menerima kabar bahwa putranya meregang nyawa.
“Harusnya aku ada di situ, aku antar anakku pulang,” kata Rambo menirukan ucapan Waras kala itu.
Dua hari berselang, Rambo tiba pada keputusan yang mengubah hidupnya. Ia mewakafkan umurnya buat kampanye antinarkoba pada kalangan muda.
Ia mengucap janji setia: menyampaikan senandung-senandung (keluarga) bromocorah narkoba yang semuanya getir, pada kalangan muda yang ia berharap betul agar menjauhi barang haram itu.
Hari ini, Rambo tiba di Jakarta buat keempat kalinya setelah jalan kaki keliling Pulau Jawa berkampanye antinarkoba.
Perjalanannya tak mengenal awal dan akhir, dari ujung barat Banten hingga ujung timur Banyuwangi di Jawa Timur.
Langkahnya terus berderap tanpa garis finish, kendati hari ini sandalnya rusak sehingga harus berjalan tanpa alas kaki.
Senandung kampanyenya, ia berjanji, bakal terus mengudara di lampu merah, kantin kampus, hingga tongkrongan anak muda tepi jalan.
Baca juga: Awasi Peredaran Narkoba Selama Libur Akhir Tahun di Kepulauan Seribu, Polisi Turunkan Intelijen
Selain ponsel dan HT, tiada bekal apa pun padanya.
Di punggung Rambo, tergendong keril berukuran kecil yang ditindih lempeng besi merah putih.
Pada lempengan itu, Rambo menulis: “Demi Tuhan, aku tidak berbohong, narkoba itu berbahaya bagi kita” Setelahnya, ia membubuhkan sederet ragam efek narkoba yang menyedihkan.
Lalu, ada lima bendera merah putih berkibar di atas pundaknya.
Buat Rambo, misinya adalah misi menyelamatkan Indonesia.
Generasi muda memegang runtuh dan tegaknya negeri ini, kata dia, sedangkan berbagai bangsa asing mencoba menaklukkan generasi muda ini buat menguasai Indonesia, salah satunya lewat narkoba ini.
“Saya enggak peduli dibilang stress atau apa. Saya misi kemanusiaan. Saya siap. Di jalan pun pernah dipukuli, digangguin orang iseng, saya siap menjalani. Karena hari ini orang bisa anggap remeh, biarkan saja si itu kena narkoba. Suatu hari, bukan tidak mungkin suaminya, anaknya, adiknya, kena narkoba,” tutur pria empat anak itu.
Baca juga: Perjalanan Kasus Zul Zivilia, Diduga Edarkan Narkoba hingga Dituntut Seumur Hidup
“Sekaligus bentuk protes kepada pemerintah, mana solusinya agar negeri kita bebas narkoba? Kalau tidak boleh dikonsumsi, ya, jangan sampai ada beredar. Karena anak-anak jalanan itu, mereka tidak diurus, mereka akan ditampung orang jahat. Di situlah, narkoba (masuk),” tambah Rambo yang mengaku tobat dari dunia hitam sejak menikah awal 2000-an.
Rambo bilang, ia akan menempuh rute ke Bogor sebelum menyambangi Merak. Kemudian, ia akan balik ke arah timur, menuju Banyuwangi.
Nanti, 19 Agustus 2020, tepat dua tahun ia jalan kaki, ia berharap dapat menemui Presiden RI Joko Widodo.
Bukan bertemu dalam artian menghadap semata, melainkan minta dukungan untuk diberikan surat jalan untuk menyeberang ke Pulau Sumatera dan Papua, tujuan Rambo berikutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.