Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Lebih Dekat Alat Musik Orgel yang Jadi Saksi Bisu GPIB Immanuel

Kompas.com - 23/12/2019, 06:10 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Bangunan bundar dengan pilar-pilar megah bergaya Eropa klasik berwarna putih menjadi ciri khas dari Gereja GPIB Immanuel yang terletak di Jalan Pejambon, Gambir, Jakarta Pusat.

Pada Jumat (20/12/2019), Kompas.com masuk ke dalam gereja peninggalan masa Belanda sekitar ratusan tahun silam itu.

Bangunan gereja ini tampak klasik dengan warna putih, pintunya pun tampak kokoh meski sebenarnya sudah berusia tua.

Suasana di dalam gereja terlihat mewah dengan cat warna putih dengan corak keemasan.

Ketika masuk ke dalam gereja, ada yang menarik perhatian Kompas.com, yakni pipa-pipa besi raksasa berdiri megah berwarna cokelat dengan corak emas yang ditempatkan sendiri di sebuah balkon.

Letaknya tepatnya di atas mimbar pendeta untuk berkhotbah.

Dari pipa-pipa itu, alunan suara layaknya konser orkestra terdengar.

Baca juga: Pertahankan Tradisi Sejak 1830, Ibadah Natal di GPIB Immanuel Akan Pakai Bahasa Belanda

Pipa-pipa dengan ukiran emas ini adalah bagian dari instrumen musik tua bernama orgel.

Orgel merupakan sebuah alat musik kuno mirip seperti organ, namun menggunakan pipa-pipa besi untuk menghasilkan bunyi-bunyi indah.

Orgel di gereja Indonesia jarang sekali ditemukan bahkan bisa terbilang langka.

Hanya gereja-gereja besar saja yang memiliki alat musik asal Eropa itu.

Untuk menyalakan orgel, kita perlu menarik penyambung pipa yang ada di atas tuts dengan memilih bunyi alat musik apa yang hendak kita mainkan.

Ada flute, biola, terompet, saksofon, cello, dan berbagi suara lainnya.

Setelah itu kita menekan jari-jari tangan serta kaki kita ke tuts piano untuk memainkan alunan nada indah itu.

Sejarah alat musik orgel di GPIB

Ketua Majelis Pelaksana Harian GPIB Immanuel, Diakonia Djohny S Kaunang mengatakan, orgel disebut sebagai rajanya alat musik.

Baca juga: Ini Jadwal Kebaktian Malam Natal dan Hari Natal di Gereja GPIB Immanuel Jakarta

Orgel tua ini ternyata yang menjadi saksi sejarah Gereja Immanuel dan sudah ada sejak tahun 1941.

Ia menceritakan, dahulu pada zaman penjajahan Jepang, gereja ini ditutup dan dijadikan rumah abu untuk serdadu-serdadu Jepang yang gugur dalam peperangan.

"Tapi ketika Jepang keluar dari Indonesia, orgel ini dipulihkan lagi, dibenahi, dan akhirnya hidup lagi," ujar Jhony kepada Kompas.com, Jumat.

Jhony mengatakan, posisi orgel sejak dulu tak pernah berubah. Bangunan gereja dan orgel sengaja dibuat menyatu menjadi satu bagian.

Alat musik orgel GPIB Immanuel, Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2019).KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA Alat musik orgel GPIB Immanuel, Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2019).

"Jadi memang dari dulu sudah diprediksi kontruksi bangunannya disatukan dengan orgel sampai sekarang tidak pernah diubah," kata dia.

Ia mengatakan, semua kerangka dari orgel ini dipertahankan sejak dulu. Misalnya, tuts piano yang terbuat dari gading gajah itu hingga kini masih sama.

Kemudian, pipa-pipanya yang berjumlah 1.155 itu juga dipertahankan. Sehingga suara yang dihasilkan dari orgel tua yang jadi saksi bisu gereja pun tetap sama.

"Kayu-kayu orgel sama seperti itu, paling yang diganti kursi pemain orgelnya," kata dia.

Jemaat sangat tergantung dengan orgel

Di GPIB Immanuel, alat musik orgel ini dimainkan rutin setiap minggu.

Nada suara yang dikeluarkan dari orgel membuat ibadah lebih khusuk dan syahdu.

Baca juga: Ini Jadwal Kebaktian Malam Natal dan Hari Natal di Gereja GPIB Immanuel Jakarta

Menurut Jhonny, jemaat Gereja GPIB Immnuel sangat bergantung pada alat musik orgel itu.

"Suasananya susah untuk dilukiskan lah saking syahdunya," kata Jhonny.

Ia mengatakan, suara yang dihasilkan dari orgel ini layaknya mendengarkan alat musik orkestra yang dimainkan dalam satu alat musik.

Alat musik ini juga yang nantinya akan dimainkan saat malam natal 24 Desember dan perayaan natal 25 Desember 2019 nanti.

Adapun, natal GPIB Immanuel tahun 2019 ini mengusung tema "Membangun Masyarakat Sejahtera Demi Kesejahteraan Umat dan Kekuatan Bangsa".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com