JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta menargetkan penumpang transportasi umum di Jabodetabek akan melebihi pengguna kendaraan pribadi pada 2030.
Perbandingannya, 60 persen warga ditargetkan menggunakan transportasi umum dan 40 persen pengguna kendaraan pribadi.
"Minimal kami bisa sampai 60 (persen), 40 (persen), 60 (persen) menggunakan transportasi umum," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kantor Kementerian BUMN, Jumat (10/1/2020).
Anies berujar, jumlah penumpang transportasi umum pada 2030 idealnya mencapai 75 persen. Meskipun memasang target 60 persen, angka 75 persen diharapkan bisa tercapai.
Baca juga: Strategi Angkutan Umum Agar Bersaing dengan Kendaraan Pribadi
Untuk meningkatkan pengguna transportasi umum, PT KAI dan PT MRT Jakarta membentuk "perusahaan patungan" bernama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek. Perusahaan itu akan mengintegrasikan transportasi di Jabodetabek.
Integrasi transportasi diharapkan mempermudah mobilitas penumpang sehingga lebih banyak warga yang mau beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.
"Target sesungguhnya adalah 75 (persen pengguna transportasi umum), itu idealnya. Nanti setelah perencanaan kami lihat, apakah kami bisa mencapai 75 (persen). Mudah-mudahan bisa," kata dia.
Baca juga: Reformasi Angkutan Umum Perkotaan
Anies menyampaikan, total pengguna KRL, MRT Jakarta, dan transjakarta mencapai 369,3 juta pada 2019. Angka tersebut ditargetkan naik dua kali lipat dengan adanya integrasi tiga jenis transportasi umum itu.
"Angka 369 juta per tahun, hari ini kami jadikan sebagai titik nolnya. Kami integrasikan sekarang, insya Allah segera angka-angkanya bisa dobel dalam waktu yang singkat," ucap Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.