"Yang enggak kalah hebat kan sampah. Sampah sudah banyak tapi alat beratnya kan kurang," imbuhnya.
2. Bantuan seret
Warga juga menyoroti alur distribusi bantuan dari pemerintah yang tak cekatan pada korban banjir di PGP.
Padahal, gudang logistik BNPB ada tepat di depan gerbang kompleks PGP.
Baca juga: Korban Banjir Pondok Gede Permai Merasa seperti Pengemis Saat Minta Bantuan
Namun, warga mengaku, makanan, kasur, pakaian, dan bantuan lain sulit diakses.
Tidak ada bantuan dari pemerintah yang diantar ke rumah-rumah. Warga diminta mengambil sendiri, baik perseorangan maupun lewat perwakilan, bantuan itu ke gudang logistik BNPB.
Padahal, sebagian rumah warga masih terendam lumpur sebetis orang dewasa.
Begitu pun jalan di kompleks PGP. Letaknya cukup jauh dari dari gudang logistik BNPB.
"Kadang berharap dari yang lewat saja, ada juga yang ngasih," kata Erlina, warga RT 001 RW 008 PGP adalah warga lain yang mengaku sulit mengakses bantuan.Kamis sore.
Erlina mengatakan, di gudang logistik BNPB pun ia tak semudah itu mengambil bantuan.
Meski datang dengan baju coreng-moreng oleh lumpur dan tampak lelah, Erlina tetap mesti menunjukkan KTP-nya untuk mengambil bantuan.
"Di (gudang logistik) BNPB saja kadang kami minta nasi, sabun, saja rebutan. Sudah kayak pengemis. Rebutan, dimarah-marahi," ungkap Erlina.
Pelaksana Harian Kepala BPBD Kota Bekasi, Muhammad Jufri menyatakan bahwa bantuan logistik dari gudang logistik BNPB kini didistribusikan berjenjang lewat Ketua RT.
"Kalau sekarang kita sudah berkoordinasi lewat RT. Kebutuhan-kebutuhan mereka dicatatkan oleh RT, kemudian kita serahkan langsung (bantuannya) ke RT masing-masing. Ketua RT yang membagikannya ke warga," jelas Jufri ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (10/1/2020) siang.
3. Ditinggal penghuni
Sebagian rumah warga di RW 008 PGP ditinggalkan penghuninya setelah dilanda banjir.
Rumah mereka hancur digempur banjir yang mencapai lebih dari 4 meter hingga setinggi pinggang orang dewasa di lantai 2 rumah.
Baca juga: Cerita Warga Pondok Gede Permai Hadapi Harga Barang Meroket Saat Banjir
Rumah itu pun tak bisa ditinggali karena setelah banjir surut, menyisakan lumpur tebal.
"Jadi banyak orang-orang di belakang (RT 001, RT 002, dan RT 005, tepat di tepi tanggul Kali Bekasi) memilih ngontrak. Pak RW (008) sendiri pindah," ujar Oonk.
Selain mereka yang mengontrak menanti rehabilitasi rumah mereka selesai, ada pula sebagian rumah warga yang ditinggalkan secara permanen.
Irvan mengatakan, selain karena terendam lumpur dan hancur, sebagian warga RW 008 meninggalkan rumah mereka lantaran mesin token listrik terendam banjir.