Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ali Sadikin Bandingkan Banjir Zaman Batavia dengan Saat Pemerintahannya

Kompas.com - 12/01/2020, 10:22 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Awal tahun 2020 ini, DKI Jakarta dilanda banjir. Gubernur DKI Jakarta saat ini Anies Baswedan mengklaim hanya 15 persen wilayah Jakarta yang terdampak banjir saat hujan deras pada 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 itu.

Banjir ini tentu menjadi mimpi buruk warga Jakarta. Namun, cerita soal banjir bukanlah perkara baru yang dihadapi ibu kota Indonesia.

Bahkan, dalam buku yang ditulis oleh Gubernur DKI Jakarta tahun 1966-1977, Ali Sadikin menyebutkan banjir telah terjadi sejak masa penjajahan Belanda.

"Kabarnya, banjir paling besar yang terjadi di Jakarta ialah di tahun 1872, sehingga yang disebut Sluisbrug (pintu air Manggarai) itu jebol," tulis Ali dalam buku berjudul Bang Ali Demi Jakarta 1966-1977.

Baca juga: Rugi Miliaran Rupiah Gara-gara Banjir, Penyewa Mal Tuntut Ganti Rugi ke Pemprov DKI

Ali mengatakan, Zaman Pemerintahan Belanda, penduduk Batavia hanya sekitar 600.000 orang sebelum tahun 1945.

Jika dibandingkan, jumlah itu 10 kali lebih sedikit ketika Bang Ali menjabat sebagai Gubernur.

Ia menjelaskan, Pemerintah Belanda telah mewariskan upaya pembebasan Batavia dari banjir melalui pengendalian air di Banjir Kanal

Akan tetapi di saat Ali menjabat, solusi dari Pemerintah Belanda itu tidak seefektif ketika Sluisbrug pertama kali dibuat.

Pasalnya, 600.000 penduduk zaman Batavia tinggal di daerah-daerah yang letaknya lebih tinggi dari permukaan laut.

"Tempat-tempat yang dulunya tempat bangkong (kodok), sekarang dihuni oleh orang. Tentu saja akibatnya mereka yang di sana menjadi korban bajir," ujar Ali.

Baca juga: Banjir Jakarta yang Merepotkan Gubernur Ali Sadikin

Ali menegaskan, banjir tidak bisa dihindari sampai kapan pun selama Jakarta tidak membangun saluran drainase yang sempurna.

Namun, pembangunan drainase yang sempurna itu biayanya sangat mahal. Saat Ali Menjabat saja, biaya yang dibutuhkan mencapai 800 juta dollar.

Akan tetapi, Ali bukannya tidak berusaha. Ia tetap berupaya dengan melakukan pengerukan, pembuatan waduk penampung, instalasi pompa pembuangan pompa hingga normalisasi kali dengan penertiban bangunan liar.

"Penertiban Banjir Kanal ini telah mengakibatkan pemindahan bangunan liar sebanyak kurang lebih 3.000 buah pada daerah sepanjang 2,4 km pada kedua sisi kanal," ujar Ali.

Akan tetapi tanpa drainase yang sempurna, jelas bahwa Jakarta masih akan menghadapi masalah banjir baik itu banjir kiriman atau hujan dengan intensitas tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com