Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi A DPRD DKI Pertanyakan Sistem Buka Tutup Cengkareng Drain Saat Banjir

Kompas.com - 13/01/2020, 22:17 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi A DPRD DKI Jakarta mempertayakan sistem buka tutup Pintu Air Cengkareng Drain saat terjadinya musibah banjir.

Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Inggard Joshua mempertanyakan bagaimana cara bekerja atau sistem buka tutup di Pintu Air Cengkareng.

Inggard mengatakan, Cengkareng Drain adalah kali sodetan yang awal terbentuknya untuk mengalirkan air kali ke laut Jakarta.

Namun, dugaan tidak berfungsinya Cengkareng draine mencuat setelah semua kelurahan yang ada di Kecamatan Cengkareng terendam banjir.

"Dulu sebelum ada (Cengkareng Drain) semuanya ke Cisadane, tapi kan ada sodetan ini langsung ke laut, langsung Cengkareng Drain. Tapi saya lihat Kali Mookervart (di Jalan Daan Mogot) selalu banjir. Saya enggak ngerti bagaimana buka tutupnya dari pada Cengkareng Drain ini," kata Inggard di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Kembangan, Senin (13/1/2020).

Baca juga: Anggota DPRD DKI Heran Rumah Pompa Kebanjiran Hanya Ditangani dengan Karung Pasir

Pernyataan tersebut dibantah oleh Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Effendi.

Menurut Rustam, sistem buka tutup di Pintu Air Cengkareng Drain tidak ada masalah.

"Cengkareng drain baik, tanggulnya bagus, ada pompa," ucap Rustam.

"Angke, Mookervart tumpah. Kalau sudah masuk di Cengkareng Drain itu relatif lebih aman. Makanya Kapuk (Cengkareng) ini tidak terlalu parah. Cuma banjir di Kapuk ini karena drainasenya kurang baik," tambah Rustam.

Usai melakukan evaluasi di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Komisi A dan jajaran Pemkot Jakarta Barat langsung meninjau lokasi Pintu Air Cengkareng Drain.

Terpantau saat itu, pintu Cengkareng drain memang tidak terbuka penuh.

Baca juga: 243 Korban Banjir Jakarta Gugat Gubernur Anies Ganti Rugi Rp 42 Miliar

Anggota Komisi A menyusuri sepanjang aliran Cengkareng Drain, mulai dari Jalan Inspeksi Saluran Tarum Barat tepatnya di Pos Duga Air Cengkareng Drain hingga kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), yakni ke Jembatan Pulau Reklamasi.

Usai sampai di Jembatan Pulau Reklamasi, Ketua Komisi A Mujiyono mempertanyakan bagaimana penanganan air di komplek elite ini.

"Kita jalan sampai di ujung. Pertama yang jadi pertanyaan saya di awal, secanggih apa ini tempat (PIK), sehingga sedemikin rupa sampai alatnya begitu lengkap. Banyak pompa bagus-bagus, kenapa DKI tak mampu melakulan hal yang sama," ucap Mujiyono.

Baca juga: Gugat Gubernur Anies, Korban Banjir Jakarta Mengaku Rugi hingga Rp 200 Juta

Usai melihat ujung kali yang langsung mengarah ke laut lepas dan mengetahui wilayah PIK tidak tergenang, Mujiyono curiga Pintu Air Cengkareng Drain sengaja ditutup agar kawasan elite PIK tak banjir.

Itu sebabnya, Mujiyono meminta Pemprov DKI tidak membedakan pelayanan terhadap warganya.

"Ada semacam perlakuan yang tidak sama terhadap warga DKI," kata Mujiyono

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Barat, M. Zen akan menyelidiki dugaan ditutupnya Pintu Air Cengkareng Drain saat banjir lalu.

"Akan kami cek dulu ya, tapi itu kan kewenangannya ada di Pusat," ucap Zen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com